Jokowi Masuk Perangkap Yang Dibuatnya Sendiri

- Jumat, 09 Mei 2025 | 13:40 WIB
Jokowi Masuk Perangkap Yang Dibuatnya Sendiri

Hercules yang pasang badan terhadap Jokowi, menyerang para purnawirawan TNI, mulai dipertanyakan eksistensinya. Jadi, Jokowi sendiri terjebak saat kasus masuk ke ranah hukum.


Presiden Prabowo jelas heran ijazah Jokowi masih dipersoalkan. "Nanti ijazah saya yang ditanya-tanya," sebut Presiden Prabowo. 


Tapi itu bukan berarti dukungan terbuka Presiden Prabowo terhadap proses hukum yang ditempuh oleh Jokowi. Artinya, pihak Kepolisian harus menindak Roy Suryo Cs secepat mungkin. 


Proses hukum tentu tak bisa begitu. Apalagi ini delik aduan. Penyidik harus benar-benar menemukan tindak pidananya. 


Dan entah kebetulan atau tidak, MK sudah mencabut pula bahwa keributan di media sosial tak bisa dijerat dengan tindak pidana. 


Apalagi Roy Suryo Cs sudah mendatangi Rektorat UGM secara resmi dan sudah pula ke rumah Jokowi di Solo. Jadi niat baik telah ditunjukkan. Tindak pidananya di mana?


Jokowi sendiri akan kerepotan jika kasus ijazahnya ini benar-benar masuk ranah hukum. 


Menang dalam dunia hukum, tak sama menang dalam dunia politik. Jokowi bisa jadi berkali-kali menang dalam dunia politik, tapi dalam dunia hukum belum tentu. 


Orang yang teraniaya secara politik bisa tiba-tiba saja menang, tapi orang yang teraniaya secara hukum tak bisa menang begitu saja. Bukti-buktinya harus jelas. 


Pada bagian mana pasal pencemaran nama baik itu dilakukan. Diskusi di TV, di podcast, tentu tak bisa serta merta dikenakan pasal pencemaran naik baik atau UU ITE. 


Menurut saya Jokowi salah langkah mengadukan masalah ijazahnya ini ke ranah hukum. Yang untung, mungkin hanya kuasa hukumnya, karena ada panggung untuk tampil. 


Secara politik, lebih baik sebelumnya, menggantung tak bertali. ***


Jadi, Apakah Ijazah Pak Jokowi Asli atau Palsu?


Oleh: AS Laksana

Sastrawan


Jadi, apakah ijazah Pak Jokowi asli atau palsu? Tergantung. Kepada siapa pertanyaan itu diajukan? Roy Suryo akan mengatakan itu palsu, Hercules mengatakan asli. 


Anda sendiri boleh berdiri di pihak mana pun dari keduanya. Dan apakah ada masalah jika ijazah itu palsu? Tergantung.


Dalam politik, legitimasi tidak selalu ditentukan oleh kebenaran faktual, tetapi sering oleh keberhasilan narasi dalam membentuk persepsi publik. 


Seorang presiden bisa tetap dihormati meski ada cacat pada dokumennya, asalkan narasi besar yang ia bangun tentang dirinya memperlihatkan konsistensi dengan realitas kepemimpinannya, dan kebaikannya niscaya terus hidup dalam kesadaran kolektif mayoritas warga.


Jika publik percaya bahwa Pak Jokowi adalah “orang baik” yang memimpin negara ini dengan tulus, jauh dari pamrih pribadi, menomorsatukan kepentingan bangsa di atas kepentingan keluarga, serangan terhadap keaslian ijazahnya pasti dianggap mengada-ada dan tidak relevan. Penjelasan dari pihak UGM pun akan diterima dengan mudah oleh orang banyak. 


Jika semboyan “Jokowi adalah kita” masih tetap hidup dalam imajinasi warga, serangan soal ijazah akan tersingkir begitu saja oleh loyalitas emosional.


Namun, ketika krisis kepercayaan mulai muncul—entah karena kebijakannya kontroversial, atau ia menyakiti banyak orang yang secara tulus telah mendukungnya dalam dua pemilihan presiden, atau mereka melihat ironi antara citra dan kenyataan—simbol kecil seperti ijazah bisa menjadi urusan yang berkepanjangan.


Jadi, apakah ijazah itu palsu atau asli? Tidak penting. Urusan itu menjadi berlarut-larut karena Pak Jokowi, di mata banyak orang yang semula mendukungnya, dianggap telah mencederai kepercayaan. ***

Halaman:

Komentar