DETAIL SEKALI! Sejauh Ini, Ini Analisa Paling Mantap Soal Skripsi dan Jurusan Jokowi

- Sabtu, 31 Mei 2025 | 21:45 WIB
DETAIL SEKALI! Sejauh Ini, Ini Analisa Paling Mantap Soal Skripsi dan Jurusan Jokowi


DETAIL SEKALI! Sejauh Ini, Ini Analisa Paling Mantap Soal 'Skripsi dan Jurusan Jokowi'


Inti tulisan panjang kali lebar ini adalah: 


Ternyata antara Jurusan Jokowi dengan Dosen Pembimbing Skripsi BERBEDA. 


Jokowi mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Hutan, sedangkan Prof. Achmad Sumitro adalah Dosen Jurusan Manajemen Hutan.


HAL YANG SANGAT JANGGAL!!!


Simak selengkapnya....


sangat panjang sekali tulisannya, karena sangat detil...


***


APAKAH JOKO WIDODO ADALAH ALUMNUS JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN DAN APAKAH SKRIPSI JOKO WIDODO MENGINDIKASIKAN SEBAGAI SEORANG ALUMNUS JURUSAN TEKNOLOGI HASIL HUTAN?


Oleh: Desi Suyamto

(Alumnus Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Angkatan 1989)


Saat acara Temu Kangen Rimbawan Bulaksumur, yang diselenggarakan pada tanggal 19 Desember 2017, di Kampus Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Joko Widodo  mengatakan, "Pak Kasmudjo, saya menghaturkan banyak terima kasih, karena (berkat) bimbingan Bapak di Jurusan Teknologi Kayu, saya (akhirnya) bisa menyelesaikan skripsi saya, meskipun saya lupa juga bolak-baliknya berapa kali."


Tentu saja, pernyataan Joko Widodo tersebut kemudian banyak ditafsirkan bahwa: 


"Pak Kasmudjo adalah Dosen Pembimbing Skripsi dari Joko Widodo di Jurusan Teknologi Hasil Hutan (yang disebut oleh Joko Widodo sebagai Jurusan Teknologi Kayu), Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada."


Dan, sebagaimana telah kita ketahui bersama, sejak diekspos oleh Dr. Rismon Hasiholan Sianipar, judul skripsi dari Joko Widodo adalah: "Studi tentang Pola Konsumsi Kayu Lapis pada Pemakaian Akhir di Kotamadya Surakarta", di mana PDFs dari 3 bagian skripsi tersebut, meliputi: cover, table of content dan bibliography, tersedia di: https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/169352.


Delapan tahun kemudian, ketika diwawancari oleh wartawan pada tanggal 23 Mei 2025 di kediamannya di Solo, Joko Widodo menyatakan hal yang berbeda dari penafsiran khalayak, yaitu bahwa: (1) Pak Kasmudjo adalah Dosen Pembimbing Akademiknya; sedangkan (2) Dosen Pembimbing Skripsinya adalah Prof. Dr. Achmad Sumitro.


Namun, dalam wawancara tanggal 23 Mei 2025 tersebut, sama sekali tidak pernah disangkal oleh Joko Widodo, bahwa Jurusan Teknologi Hasil Hutan merupakan Alma Mater dari Joko Widodo.


Sehingga, hingga saat ini, aku yakin, hampir semua orang pun masih berpikiran sama denganku, bahwa Joko Widodo merupakan Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM.


Benarkah?


***


Berdasarkan hasil interview dengan Joko Widodo pada tanggal 23 Mei 2025 di atas, muncul lah beberapa pertanyaan lainnya di benakku, antara lain:


(1) Apakah gerangan disiplin keilmuan dari Pak Kasmudjo yang konon berperan sebagai Dosen Pembimbing Akademik Joko Widodo?


dan


(2) Apakah gerangan disiplin keilmuan dari Prof. Dr. Achmad Sumitro, yang konon berperan sebagai Dosen Pembimbing Skripsi Joko Widodo?


Atau, dengan kalimat lain:


(1) Di jurusan manakah tepatnya, Pak Kasmudjo, mengajar sebagai dosen Fakultas Kehutanan UGM?


dan


(2) Di jurusan manakah tepatnya, Prof. Dr. Achmad Sumitro mengajar sebagai dosen Fakultas Kehutanan UGM?


Untuk menjawab kedua pertanyaanku tersebut, aku pun kembali menelusuri skripsi-skripsi dari para mahasiswa bimbingan Pak Kasmudjo, maupun skripsi-skripsi dari para mahasiswa bimbingan Prof. Dr. Achmad Sumitro, yang tersedia secara digital di repository UGM.


Dalam hal ini, aku hanya membatasi penelusuranku pada skripsi, dan mengeluarkan tesis maupun disertasi dari hasil penelusuranku. Karena tidak seperti skripsi, tesis dan disertasi itu bisa bersifat multidisipliner, bisa melibatkan lebih dari satu  disiplin keilmuan, sehingga bisa melibatkan dosen pembimbing dari jurusan yang berbeda.


Dan, berikut adalah hasil dari penelusuranku tersebut.


PERTAMA,


Dengan kata kunci "kasmudjo", kutemukan sebanyak 42 skripsi dari para mahasiswa yang pernah dibimbing oleh Pak Kasmudjo di dalam repository UGM:


https://etd.repository.ugm.ac.id/home/pencarian/search?keyword=kasmudjo


Dari informasi mengenai judul, abstrak, daftar isi atau daftar pustaka dari setiap skripsi tersebut, aku berani memastikan bahwa topik-topik kajian dari para mahasiswa bimbingan Pak Kasmudjo tersebut, berkisar pada kajian-kajian tentang anatomi kayu, fisika kayu, kimia kayu, kimia serat kayu, kimia hasil hutan non-kayu, teknologi papan majemuk, serta teknologi pengawetan kayu.


Dengan kata lain, topik-topik skripsi tersebut masih berada pada domain keilmuan Jurusan Teknologi Hasil Hutan, sehingga terkonfirmasi bahwa Pak Kasmudjo adalah dosen Fakultas Kehutanan UGM dari Jurusan Teknologi Hasil Hutan (https://teknologihutan.fkt.ugm.ac.id).


Kesimpulanku tersebut juga didukung dengan temuanku yang lainnya, bahwa ternyata, Pak Kasmudjo telah merampungkan pendidikan S2-nya di UGM pada tahun 1987, di bawah bimbingan Prof. Dr. Soemantri Prawirohatmodjo, dengan tesis berjudul: "Kajian Struktur dan Sifat Kayu Gmelina sebagai Bahan Baku Pulp" (lihat: https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/13574), yang merupakan kajian dengan topik yang masih termasuk ke dalam domain keilmuan Jurusan Teknologi Hasil Hutan.


Kemudian, kutelusuri lebih lanjut, untuk mengetahui: siapakah gerangan Prof. Dr. Soemantri Prawirohatmodjo yang telah menjadi pembimbing tesis Pak Kasmudjo itu?


Ternyata, tidak kutemukan catatan lainnya tentang Prof. Dr. Soemantri Prawirohatmodjo di Fakultas Kehutanan UGM.  


Namun, yang kutemukan justru Prof. Dr. Soenardi Prawirohatmodjo, yang namanya kita kenal sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM, yang konon menandatangani foto-foto ijazah Joko Widodo yang beredar itu.


Sesering itukah, UGM membuat kekeliruan penulisan nama-nama para guru besarnya?


Sebagai lembaga akademik papan atas, rutinitas untuk melakukan proofread, yaitu memeriksa dengan cermat segala bahan publikasi sebelum menerbitkannya, seharusnya telah mendarah daging di dalam diri setiap insan civitas akademikanya.


Meskipun, dalam norma akademik, masih ada kemungkinan meralat kesalahan publikasi melalui erratum/corrigendum, namun, sudah seharusnya errors itu dimitigasi seminimum dan sedini mungkin, demi terjaganya kredibilitas kampus.

Meski demikian, di luar kecerobohan penulisan nama tersebut, Prof. Dr. Soenardi Prawirohatmodjo, pembimbing tesis Pak Kasmudjo, terkonfirmasi merupakan guru besar di bidang Teknologi Hasil Hutan (https://ugm.ac.id/id/berita/21056-guru-besar-fakultas-kehutanan-ugm-prof-soenardi-berpulang/), sehingga memperkuat kesimpulanku di atas bahwa Pak Kasmudjo adalah dosen Fakultas Kehutanan UGM dari Jurusan Teknologi Hasil Hutan.


KEDUA,


Dengan kata kunci "achmad sumitro" atau kata kunci "achmad soemitro", kutemukan sebanyak  35 skripsi dari para mahasiswa yang pernah dibimbing oleh Prof. Dr. Achmad Sumitro atau Prof. Dr. Achmad Soemitro di dalam repository UGM, masing-masing:


Sebanyak 17 skripsi di: https://etd.repository.ugm.ac.id/home/pencarian/search?keyword=achmad sumitro


dan


Sebanyak 18 skripsi di: https://etd.repository.ugm.ac.id/home/pencarian/search?keyword=achmad soemitro


Dari informasi mengenai judul, abstrak, daftar isi atau daftar pustaka dari setiap skripsi tersebut, aku juga berani memastikan bahwa topik-topik kajian dari para mahasiswa bimbingan Prof. Dr. Achmad Sumitro atau Prof. Dr. Achmad Soemitro tersebut, hampir semuanya berkisar pada kajian-kajian tentang sosial ekonomi kehutanan. Hanya kutemukan satu skripsi saja yang topik kajiannya tentang ekologi hutan, yaitu skripsi dari C. Hendro Widjanarko pada tahun 1994 yang berjudul: "Struktur dan Komposisi Tumbuhan Bawah pada Berbagai Tipe Habitat dan Pemanfaatannya oleh Kera Ekor Panjang (Studi Kasus di Hutan Jati BKPH Pasarsore KPH Cepu)", yang tersedia di: https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/172296.


Dengan kata lain, topik-topik skripsi tersebut masih berada pada domain keilmuan Jurusan Manajemen Hutan, sehingga terkonfirmasi bahwa Prof. Dr. Achmad Sumitro atau Prof. Dr. Achmad Soemitro adalah dosen Fakultas Kehutanan UGM dari Jurusan Manajemen Hutan (https://manajemen.fkt.ugm.ac.id).


*


Berdasarkan temuan-temuan di atas, maka bisa kusimpulkan lebih lanjut, bahwa: 


(1) Dosen Pembimbing Akademik Joko Widodo adalah seorang dosen yang mengajar di Jurusan Teknologi Hasil Hutan, sedangkan Dosen Pembimbing Skripsi Joko Widodo adalah seorang dosen yang mengajar di Jurusan Manajemen Hutan; 


dan


(2) Topik kajian dari skripsi Joko Widodo merupakan topik sosial ekonomi kehutanan yang berada di bawah Jurusan Manajemen Hutan.


Oleh karena itu, muncul lah pertanyaan berikutnya: 


"Apakah seorang mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM, bisa mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik dari Jurusan Teknologi Hasil Hutan, namun mendapatkan Dosen Pembimbing Skripsi dari Jurusan Manajemen Hutan, padahal kedua jurusan tersebut memiliki disiplin keilmuan yang berbeda meskipun sama-sama membicarakan tentang isu hutan dan kehutanan?"


Aku sendiri adalah Alumnus Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, Angkatan 1989, di era ketika IPB masih mengadopsi sistem paket yang top-down, bukan SKS yang bottom-up, sehingga aku hanya memiliki Dosen Pembimbing Skripsi dan tidak pernah memiliki Dosen Pembimbing Akademik.  


Meskipun aku tidak memiliki Dosen Pembimbing Akademik,  namun, sebagai seorang mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, saat itu aku mendapatkan Dosen Pembimbing Skripsi dari jurusan yang sama, yaitu: Jurusan Manajemen Hutan juga.


Demikian juga dengan ketiga anak-anakku yang telah beruntung merasakan kemerdekaan kampus dengan  Sistem Kredit Semester yang tak lagi top-down.


Anak pertamaku adalah Alumnus Jurusan Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB, Angkatan 2013. Baik Dosen Pembimbing Akademik maupun Dosen Pembimbing Skripsinya berasal dari jurusan yang sama, yaitu: Jurusan Geofisika dan Meteorologi juga.


Anak keduaku adalah Alumnus Jurusan Film dan Televisi, FSRD ISI Surakarta, Angkatan 2018. Baik Dosen Pembimbing Akademik maupun Dosen Pembimbing Skripsinya pun berasal dari jurusan yang sama, yaitu: Jurusan Film dan Televisi juga.


Anak ketigaku adalah Alumna Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Brawijaya, Angkatan 2020. Lagi-lagi, baik Dosen Pembimbing Akademik maupun Dosen Pembimbing Skripsinya masih berasal dari jurusan yang sama, yaitu: Jurusan Biologi juga.


Maka, aku berani menarik kesimpulan bahwa jika seseorang mengklaim bahwa dia adalah seorang alumnus/alumna dari sebuah jurusan tertentu, maka Dosen Pembimbing Akademik maupun Dosen Pembimbing Skripsinya pun seharusnya berasal dari jurusan yang sama.


Bayangkan, apa jadinya, andai di bawah fakultas yang sama, katakan Fakultas Seni Rupa dan Desain, seorang mahasiswa Jurusan Film dan Televisi, mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik dari Jurusan Seni Murni, sedangkan Dosen Pembimbing Skripsinya berasal dari Jurusan Kriya?  


Atau, apa jadinya, di bawah fakultas yang sama, katakan FMIPA, seorang mahasiswa Jurusan Kimia, mendapatkan Dosen Pembimbing Akademik dari Jurusan Biologi, sedangkan Dosen Pembimbing Skripsinya berasal dari Jurusan Matematika?


Sehingga, apakah Joko Widodo adalah Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan apakah skripsi Joko Widodo mengindikasikan sebagai seorang Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Hutan?


Pertanyaanku tersebut, sepertinya telah terjawab sebagian oleh seorang mahasiswa S1 Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM, yang pernah mengulas secara ringkas skripsi dari Joko Widodo, berdasarkan arsip analognya yang langsung dibacanya sendiri di Perpustakaan UGM, pada April 2013, ketika Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI, yaitu 12 tahun sebelum Dr. Rismon Hasiholan Sianipar membuka arsip tersebut kembali: https://hairicipta.blogspot.com/2013/04/mengintip-skripsi-jokowi.html?m=1.


Pada alinea ke-10, mahasiswa S1 Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan UGM tersebut, menuliskan: 


"Skripsi pada tahun-tahun belakangan ini sudah jarang yang mengambil topik seperti topik yang diambil Jokowi. Kebanyakan skripsi di Teknologi Hasil Hutan (yang sekarang bukan lagi jurusan melainkan menjadi bagian atau semacam konsentrasi studi) UGM lebih banyak dilakukan di laboratorium. Studi yang diambil belakangan ini biasanya berkaitan dengan kecocokan penggunaan kayu untuk berbagai keperluan, pembuatan produk berbahan limbah kayu, penelitian sifat kayu, pengawetan kayu, pemanfaatan hasil hutan non kayu dan lain-lain."


Menurutku, alinea di atas bisa dimaknai bahwa: "Topik dari skripsi Jokowi jauh berbeda dari topik-topik mainstream dari skripsi-skripsi para mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Hutan lainnya, karena topik skripsi Jokowi tersebut sebenarnya membahas topik-topik mainstream dari skripsi-skripsi para mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan."


Dan, bagian lain dari tulisan seorang mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan UGM pada April 2013 tersebut, yang sepertinya akan sangat menarik untuk para pakar forensic, adalah bagian akhir dari alinea ke-3:


"Jangan bayangkan skripsi Jokowi itu sudah berdebu atau lapuk dimakan rayap. Skripsi yang bersampul warna hijau lumut dengan huruf keemasan itu masih dalam kondisi baik meskipun sudah nampak lusuh."


Mungkin Dr. Rismon Hasiholan Sianipar seharusnya segera menemui mahasiswa tersebut untuk berdiskusi.


Mahasiswa tersebut kini telah menjadi salah satu dosen di Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan UGM (https://acadstaff.ugm.ac.id/hairicipta), dengan topik-topik kajian yang masih konsisten dengan disiplin keilmuannya: https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57193109446.


*


Dan, akhirnya, kembali ke pertanyaan, "Apakah Joko Widodo adalah Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Hutan dan apakah skripsi Joko Widodo mengindikasikan sebagai seorang Alumnus Jurusan Teknologi Hasil Hutan?"


Coba kita tanyakan pada rumput yang bergoyang!


p


tags


Sumber: Portal-Islam

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini