WADUH! Dibongkar Ilmuwan Politik, Gibran Pernah Ikut Latihan Pidato 2 Tahun Tapi Hasil Nihil: ZONK

- Sabtu, 14 Juni 2025 | 16:50 WIB
WADUH! Dibongkar Ilmuwan Politik, Gibran Pernah Ikut Latihan Pidato 2 Tahun Tapi Hasil Nihil: ZONK




POLHUKAM.ID - Sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia, gerak-gerik Gibran Rakabuming selalu menjadi perhatian masyarakat. 


Sebelumnya, publik mempertanyakan perihal riwayat pendidikan putra sulung Joko Widodo tersebut karena dinilai memiliki kejanggalan, seperti jumlah tahun masa tempuh SMA.


Belakangan ini, seorang ilmuwan politik Prof Ikrar Nusa Bakti mengatakan bahwa Gibran Rakabuming Raka sempat berlatih untuk melakukan pidato di depan publik.


Hal tersebut dibeberkannya dalam podcast yang tayang di kanal YouTube Abraham Samad SPEAK UP berjudul "Benarkah Pertemuan Prabowo - Megawati Bicarakan Pemakzulan Gibran?" dan dibagikan ulang melalui cuplikan video oleh akun X @Srik4ndiMuslim2.


Dalam video tersebut, Prof Ikrar Nusa Bakti menyoroti momen ketika Gibran Rakabuming Raka membuka perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional VII Korpri di Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, pada 5 November 2024.


Kala itu, aksi Gibran Rakabuming menjadi sorotan publik karena ia tidak memberikan sambutan sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. 


Alih-alih sambutan, Gibran Rakabuming hanya memukul ketambung, alat musik tabuh khas Dayak yang biasa digunakan untuk membuka acara selain gong.


"Waktu Musabaqah Tilawatil Quran, Gibran datang dan mukul gong, nggak bisa pidato ya. Padahal Musabaqah Tilawatil Quran itu kan suatu yang bersifat umum dan setiap tahun dilaksanakan oleh kita umat Islam di Indonesia," ucap Prof Ikrar Nusa Bakti.


Mantan Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI) tersebut menilai bahwa Gibran Rakabuming seharusnya memberikan sambutan. 


Bahkan jika Gibran Rakabuming merasa tidak tahu mengenai Musabaqah Tilawatil Quran, dirinya hanya perlu mencarinya di internet.


"Dan itu kan kalau Anda (Gibran) ya untuk menjadi orang yang harus bicara di depan, pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran itu kan kalau nggak bisa tinggal buka aja YouTube atau Google," sambung Prof Ikrar Nusa Bakti.


Kemudian, Prof Ikrar Nusa Bakti menambahkan bahwa salah satu temannya mengaku pernah diminta untuk mengajari Gibran Rakabuming berpidato selama dua tahun saat ia masih menjadi Wali Kota Solo. Namun sayang, latihan tersebut tidak membuahkan hasil.


"Ada teman saya yang mengatakan, 'aku tuh pernah dapat tugas mengajari Gibran untuk bisa pidato selama dua tahun'. Oh berhasil? 'Kagak'," beber Prof Ikrar Nusa Bakti.


Pemilik kanal, Abraham Samad lantas menanyakan kapasitas berpikir Gibran Rakabuming dan kecerdasan intelektualnya.


"Tapi nggak berhasil? Berarti kalau begitu memang Gibran ini standar IQ di bawah kira-kira ya," tanya Abraham Samad.


Prof Ikrar Nusa Bakti menyebut bahwa dirinya tidak menilai seperti itu, tetapi fakta yang membuktikannya. 


Terlebih, Prof Ikrar Nusa Bakti juga mencurigai pendidikan Gibran Rakabuming yang selama ini dibicarakan oleh publik.


"Saya nggak mengatakan demikian ya, tapi kenyataanlah. Makanya kemudian saya jadi bertanya-tanya jangan-jangan apa yang dikatakan oleh teman-teman bahwa dia itu jangan-jangan tidak lulus SMA dan sebagainya itu perlu dibuktikan ya," imbuhnya lagi.


Prof Ikrar Nusa Bakti menyebut bahwa informasi yang beredar selama ini mencantumkan bahwa Gibran Rakabuming menyelesaikan pendidikan sembilan tahun di Surakarta, kemudian pindah ke Singapura untuk belajar di Sekolah Menengah Orchid Park.


Namun, Prof Ikrar Nusa Bakti merasa masyarakat perlu mencari tahu lebih dalam perihal riwayat pendidikan Gibran Rakabuming.


"Kenapa saya beri contoh ya, dia kan waktu itu katanya ikut tes di Australia gitu kan untuk mempersiapkan itu, dia harus ikut satu bimbingan belajar lah. Tapi kemudian dia memilih untuk kembali ke Singapura dan kita juga nggak tahu apakah di Singapura itu dia masuk universitas atau bagaimana karena ada orang yang bertanya masa SMP Gibran sampai 4 tahun, maksudnya 2 tahun di Indonesia, 2 tahun di Singapura. Itu kan menjadi tanda tanya besar," ujar Prof Ikrar Nusa Bakti.


👇👇


TAGS


TAGS2


Sumber: Suara

Komentar