POLHUKAM.ID - Dinamika politik internal Partai Golkar tentang wacana suksesi kepemimpinan semakin menghangat.
Terbaru, Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut disebut-sebut calon kuat menggantikan Bahlil Lahadalia sebagai ketua umum.
Wacana yang mendorong putri sulung Presiden ke-2 RI Soeharto ini untuk menakhodai partai beringin makin santer, karena dinilai sebagai figur kuat.
Sorotan tajam datang dari pengamat politik yang menilai kemunculan nama Mbak Tutut bukan sekadar nostalgia Orde Baru.
Tapi, ini menjadi gerakan politik strategis yang berpotensi mendapat restu dari lingkar kekuasaan.
Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, ikut angkat bicara mengenai fenomena ini.
Ia menganalisis, pihak istana kepresidenan tidak akan ragu memberikan dukungannya jika Mbak Tutut benar-benar maju dalam kontestasi.
Menurut Jerry, ada beberapa faktor kunci yang membuat posisi Tutut sangat diperhitungkan.
Selain nama besar Soeharto yang masih memiliki pengaruh historis di tubuh Golkar, koneksi keluarga menjadi variabel penting lainnya.
Artikel Terkait
Setahun Prabowo Memimpin, Geng Solo Harus Dituntaskan!
Listyo Sigit Naikkan Sejumlah Komjen, Prof Ikrar Beber Jurus Penyelamatan Keluarga Jokowi
DPR Kena Prank! Dana Reses Rp702 M Bikin Tak Sedih Tunjangan Rumah Dihapus
Prabowo vs Geng Solo: Momen Penegakan Hukum yang Dinanti Rakyat