Dia membandingkan antara Jokowi dengan era Presiden ke-2 RI Soeharto.
"Tapi, Pak Jokowi belum sampai dua periode sudah ada melibatkan keluarga. Pak Harto itu baru mengajak itu 30 tahunan (menjabat)," kata Achmad.
Namun, Boni menjawab dengan menyinggung dinasti di kepemimpinan Partai Demokrat dengan mengaitkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sempat terjadi adu argumentasi antara Boni dan Achmad. Mereka berdua saling bantah soal contoh dinasti politik.
Lalu, Boni menyampaikan versinya soal perbedaan pemerintahan Soeharto dan Jokowi.
Kata dia, saat itu Soeharto mengangkat anaknya tanpa melalui sistem demokrasi. Sementara, anak dan menantu Jokowi jadi pejabat melalui sistem demokrasi.
"Kalau zaman Pak Harto itu seenaknya angkat anak perempuan, lakinya jadi pejabat. Saya setuju itu dinasti," tutur Boni.
"Maka peristiwa 98 itu sudah jadi pembelajaran besar bagi sejarah kita," lanjut Boni.
Saat perdebatan berlangsung, ekonom Senior Rizal Ramli kemudian memotong paparan Boni yang terus masih bicara. Dia mau mengoreksi omongan Boni.
Rizal menyinggung penyebab jatuhnya rezim Soeharto. Salah satunya karena Soeharto mengangkat putri sulungnya jadi pejabat menteri.
"Pak Harto angkat Tutut bulan Maret tahun 1998, gara-gara itulah dia jatuh. Tapi, sebelumnya dia nggak angkat siapa-siapa keluarganya jadi pejabat," ujarnya
Kemudian, Boni menyinggung mengenai akses bisnis yang diberikan Soeharto kepada keluarganya di era Orde Baru.
Rizal sepakat itu merupakan KKN. Tapi, ia juga menduga di era ini karena dua putra Jokowi yaitu Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep dituding juga KKN.
"Kalau itu Iya KKN, Tomi Suharto. Hari ini Gibran juga KKN, Kaesang juga KKN. Perusahaannya lebih banyak dari pada Soeharto dulu," kata Rizal
Boni kembali menanyakan acuan Rizal mengatakan hal tersebut.
"Ada parameternya nggak bang?,"
"Ada semua data sama faktanya. Udah kita kasih cuma pejabat nggak mau periksa," kata Rizal.
"Tapi, kita harus diskusikan di sini bang. Kita harus buka di sini," sebut Boni.
Melihat diskusi yang tak menentu, akhirnya presenter Catatan Demokrasi Andromeda Mercury menyudahi perdebatan dengan break sejenak.
"Ditahan dulu bapak-bapak,” kata Andromeda menyudahi.
Sumber: twitter.com
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara