Dedi menyebut bila sikap itu yang diputuskan Nasdem, tidak dapat disebut sebagai pengkhianatan terhadap Anies Baswedan, capres yang mereka usung. Dedi menilai koalisi politik bukanlah hal yang mengikat secara permanen.
"Dalam praktik politik kita, utamanya pasca-Pemilu, hal biasa koalisi tidak permanen, sehingga tidak dapat disebut berkhianat, Anies maupun Muhaimin tentu memahami itu," kata Dedi, kepada Republika, Sabtu (23/3/2024).
Meski pun nanti akan ditinggalkan oleh Nasdem, begitu juga dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dedi melihat Anies tetap memiliki peluang meneruskan karirnya di ranah politik. Salah satu caranya kata dia adalah Anies bergabung ke salah satu partai.
Misalkan kata Dedi, Anies bergabung dengan Partai Nasdem, itu bukanlah sesuatu yang aneh mengingat Anies termasuk salah satu bagian dari pendiri partai Nasdem.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara