Menurut Abdul, pihak kampus justru membiarkan aparat militer masuk ke dalam ruang diskusi tanpa memberikan perlindungan kepada mahasiswanya.
"Kampus bukannya melindungi mahasiswanya malah membebaskan militer masuk ruang-ruang diskusi akademik yang diselenggarakan mahasiswa," ujarnya.
Abdul dan rekan-rekannya kini tengah berkoordinasi dengan jaringan mahasiswa lainnya untuk merespons kejadian tersebut.
Mereka berharap kampus dan publik turut mengecam praktik-praktik intimidatif semacam ini dan menjaga ruang akademik dari intervensi militer.
"Kebebasan akademik, kebebasan di ranah sipil, itu benar-benar terancam. Kebebasan akademik yang harusnya dijunjung tinggi malah semakin terkikis dan terancam di bayang-bayang militer," tutupnya.
Penjelasan Kodam IV/Diponegoro
Terpisah, Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Andy, membenarkan adanya anggota TNI yang berada di depan kampus UIN Walisongo Semarang, Senin (14/4).
Ia mengatakan, pria berseragam TNI yang mendatangi kampus yakni anggota Koramil Ngaliyan.
Namun, pria berbaju hitam yang juga disorot disebut bukan anggota TNI.
"Hal ini dilakukan hanya demi menjalankan tugas monitoring wilayah, karena ada beredar pamflet Undangan Diskusi dari kawan-kawan Akademisi yang terbuka secara umum," kata Andy saat dihubungi, Rabu (16/4/2025).
"Jadi kehadiran satu orang Babinsa tersebut hanya sebatas di depan kampus untuk tugas monitoring wilayah, karena itu memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab Babinsa," lanjutnya.
Andy mengungkapkan, seorang pria berbaju hitam tanpa identitas yang menyebut dirinya Ukem bukanlah anggota TNI.
Ia memastikan, tak ada intervensi dari TNI terhadap acara diskusi kampus.
"Kami meyakinkan tidak ada tindakan intervensi ataupun upaya untuk mencegah acara diskusi dan ini dibuktikan Babinsa hanya berada di depan kampus," tegasnya.
Sumber: Detik
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara