CEO dari European Super League yang bernama Bernd Reichat tersebut bertutur bahwa "Monopoli UEFA sudah berakhir. Sepak bola itu gratis. Klub sekarang bebas dari ancaman hukuman dan bebas menentukan masa depan mereka sendiri." ujarnya pada ESPN.
Keputusan yang diberikan pengadilan itu pun disambut positif oleh para pendukung dari Super League itu sendiri.
Adapun potensi format baru jika European Super League digulirkan yakni sebagai berikut. Kompetisi Liga terbuka dengan promosi dan degradasi, terdiri dari 64 klub yang terbagi menjadi tiga (3) liga: Star, Gold, Blue.
Diantara liga tersebut yakni Star dan Gold akan diisi oleh 16 klub dan masing-masing terbagi kedalam dua (2) grup. Sedangkan Blue akan diisi oleh 32 klub dan akan terbagi menjadi empat (4) grup (masing-masing grup diisi oleh 8 klub).
Setiap klub atau tim akan berlaga sebanyak 14 pertandingan setiap musimnya. 7 pertandingan akan dilangsungkan di kandang atau home dan 7 laginya akan dilaksanakan di tandang atau away.
Dengan format tersebut, setiap tim akan bertemu sebanyak 2 kali (home-away). Di liga Star dan Gold, klub yang menduduki empat (4) teratas akan masuk kedalam perempat final dan begitupun 2 klub teratas dari liga Blue.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: laros.id
Artikel Terkait
Shin Tae-yong Dianggap Kunci Timnas, Netizen Serukan Erick Thohir Perpanjang Kontraknya
Gaji Fantastis Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Berapa Kompensasi yang Didapat Usai Dipecat?
Patrick Kluivert Dipecat, Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia?
Menpora vs Ketum PSSI: Siapa yang Sebenarnya Bertanggung Jawab?