Hal itu bertujuan agar tidak fenomena Filipina tidak terjadi di Indonesia, yang mana sempat dipimpin Presiden Soeharto dengan cara diktator.
"Saya sebagai produk rezim otoriter Soeharto dan kebetulan menjadi bagian dari Gerakan 98 merasakan perbedaan yang mencolok kehidupan demokrasi dan politik di Indonesia," jelasnya.
Catur menambahkan tujuan reformasi memang belum terwujud hingga sekarang.
Namun, dia merasa ada hal positif dari gerakan 98, yakni kebebasan berpendapat.
"Setidaknya, kebebasan dalam menyampaikan pendapat, berpolitik, dan berdemokrasi yang dinikmati saat ini ialah hasil dari gerakan reformasi," imbuhnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid