Kritik tajam Henuk tidak berhenti pada Jokowi. Ia secara khusus menyoroti sikap UGM yang dinilainya defensif dan tidak transparan.
Pertanyaan besarnya adalah mengapa pucuk pimpinan UGM, yakni Rektor, tidak bersedia membuka ruang dialog dengan Rismon, sosok yang vokal menggugat keaslian ijazah tersebut.
"Ia mempertanyakan mengapa Rektor UGM tidak mau menemui Rismon yang ingin mengklarifikasi data," kata Henuk.
Keengganan ini, bagi sang profesor, mengesankan adanya upaya menutup-nutupi sesuatu dan memperkuat argumen pihak penggugat.
Bahkan, ia secara terbuka menilai data yang disodorkan oleh pihak Rismon jauh lebih meyakinkan.
"Ia berpendapat bahwa argumen dan data yang diajukan oleh pihak Rismon lebih kuat," tambahnya.
Pandangan ini sejalan dengan persepsinya mengenai pergeseran opini publik.
Henuk mengklaim, edukasi yang terus menerus dilakukan oleh para pengkritik berhasil mengubah pandangan masyarakat.
"Ia melihat adanya perubahan sikap publik, di mana awalnya 60% percaya ijazah asli, namun kini mayoritas meragukannya karena masyarakat teredukasi," jelasnya.
Profesor Henuk juga mengamati adanya dugaan upaya pengalihan isu yang dilakukan Presiden Jokowi.
Ia merasa, Presiden seolah berlindung di balik wacana "agenda besar" negara untuk menghindar dari masalah personal ini.
"Ia menganggap Jokowi menghindar dari masalah ijazah dengan membuat wacana lain tentang agenda besar," tudingnya.
Sebagai bentuk keseriusannya, Profesor Henuk menyatakan akan terus menggali kebenaran ini dan berencana menuangkannya dalam sebuah buku bertajuk "Misteri Semua Ijazah Jokowi", yang akan mengupas tuntas riwayat pendidikan sang presiden dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Gugatan Ijazah Gibran Gagal Mediasi, Langsung Diperiksa di Pengadilan Hari Ini
KPK Tantang Mahfud MD Bongkar Data Dugaan Mark Up 3 Kali Lipat Proyek Kereta Cepat!
Bongkar Korupsi Bobby Nasution: Mens Rea dan Modus Permainan Anggaran APBD Sumut
Bahlil Dilaporkan ke Mabes Polri! Kader Golkar Ungkap Akun Penyebar Fitnah