polhukam.id- Laut Merah Kembali mencekam setelah serangan Houthi beberapa waktu lalu terhadap kapal-kapal yang melewat laut tersebut terutama kapal-kapal perdagangan internasional.
Hal tersebut membuat sejumlah kapal yang akan melewati jalur utama Laut Merah telah menghindari dan mematikan system pelacakan. Hal yang mereka lakukan dan mereka ambil setelah menyusul adanya serangan maritim oleh kelompok Houthi Yaman yang saat ini bersekutu dengan Iran di Jalur perdagangan utama Timur-Barat dunia.
Selasa (19/12/2023), dilansir dari Reuters, kapal-kapal pengirim besar seperti Hapag Llyod, MSC, Maersk, Perusahaan minyak BP, dan juga kelompok kapal tanker minyak Frontline telah mengatakan bahwa pihak dari mereka akan menghindari rute Laut Merah dan mengubah rute mulai dari Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Baca Juga: China Diguncang Gempa Dengan MAgnitudo 5,9, 111 Orang Tewas dan Ratusan Luka-luka
Namun tak sedikit kapal yang melintas di rute tersebut. Menurut dari data LSEG bahkan telah menunjukan bebeapa kapal yang sedang berlayar telah memiliki penjaga dengan senjata di dalamnya untuk mempertahankan diri.
Dari data tersebut telah menyebutkan sebanyak 11 kapal container yang telah melewati Suez dan mendekati Yaman yang membawa barang-barang konsumsi seperti biji-bijian menuju negara termasuk Singapur, Malaysia, Uni Emirate Arab (UEA). Saat ini mereka telah berlabuh di Laut Merah antara Sudan dan Arab Saudi.
Kabar terbaru, sampai saat ini terdapat empat kapal kontainer MSC yang melewati Laut Merah telah mematikan transpondernya sejak 17 Desember 2023. Hal itu mereka lakukan kemungkinan untuk menghindari pasukan Haouthi.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak