Pelaku Pembunuhan di Padang Pariaman Berhasil Kelabui Keluarga Korban saat Rumah Digeledah

- Jumat, 20 Juni 2025 | 12:45 WIB
Pelaku Pembunuhan di Padang Pariaman Berhasil Kelabui Keluarga Korban saat Rumah Digeledah



POLHUKAM.ID  - Fakta lain dalam kasus pembunuhan berantai di Padang Pariaman diungkap oleh keluarga korban Siska Oktavia.

Lima hari setelah Siska dilaporkan hilang, pihak keluarga korban ternyata sempat menggeledah rumah pelaku pembunuhan, SJ (25).

Siska diketahui dilaporkan hilang sejak 12 Januari 2024.

Namun, dalam penggeledehan itu, SJ sendiri yang menunjukkan lokasi dapur dan sumur tua yang di mana itu merupakan tempat jasad Siska ditemukan.

Hal ini disampaikan oleh kakak sepupu korban, Randa Yulianda (29), saat ditemui di rumah duka pada Kamis (19/6/2025) sore.

Randa mengatakan, pihak keluarga Siska sudah melakukan penggeledehan di rumah SJ pada lima hari setelah korban dinyatakan hilang.

“Lima hari setelah Siska hilang, kami melakukan penggeledahan ke rumah SJ. Saat itu kami membawa SJ dan beberapa tokoh masyarakat setempat. Namun, saat digeledah, kami tidak menemukan keberadaan Siska,” ujar Randa, dikutip dari TribunPadang.com, Jumat (20/6/2025).

Awalnya, keluarga Siska meminta bantuan kepada orang pintar (dukun) untuk mengetahui keberadaan korban.

Dari penuturan orang pintar tersebut, Siska disebut-sebut disembunyikan oleh pelaku di rumahnya.

“Orang pintar itu bilang, ‘Temui pacarnya, Siska, di rumahnya.’ Dari situlah kami datangi rumah SJ pada tengah malam. Waktu itu memang kami sudah curiga. Tapi saat kami geledah kamarnya dan beberapa sudut rumah, Siska tidak ditemukan,” jelas Randa.

Setibanya di rumah pelaku, keluarga Siska tak bisa leluasa melakukan penggeledahan lantaran ibu pelaku terus menangis.


“Saat itu ibunya menangis terus. Kami juga jadi tidak enak, karena penggeledahan dilakukan sekitar pukul 02.00 WIB dini hari,” tambahnya.

Randa menyebut, kecurigaan keluarga sempat mereda karena SJ pintar bersandiwara dan berhasil menipu orang-orang di sekitarnya.

Hal ini terlihat dari raut wajah pelaku.


“Pelaku ini pandai bersandiwara. Raut wajahnya bisa berubah, seolah-olah bukan dia pelakunya. Bahkan waktu kami mau geledah rumahnya, dia sangat semangat dan bilang, ‘cepatlah, bang, pergi sama saya. Biar saya yang tunjukkan rumah saya itu’,” kata Randa menirukan ucapan SJ.

Randa juga menuturkan bahwa saat penggeledahan, SJ sempat menunjukkan lokasi dapur dan sumur tua di rumahnya, yang belakangan diketahui sebagai tempat dikuburnya jasad Siska.

“Dia sempat bilang, ‘Itu dapur, dan itu ada sumur tua.’ Tapi kami tidak memeriksanya lebih jauh karena ibunya terus menangis. Kami khawatir warga merasa tidak nyaman, karena saat itu ibunya juga sedang beristirahat,” tutup Randa.

Diketahui, SJ sudah akrab dengan keluarga Siska, terlebih dengan Ibu korban, Nila Yunista (50). 

Nila sudah menganggap SJ seperti anak kandung sendiri.

Pelaku juga kerap datang ke rumah korban terutama pada saat lebaran.

“SJ itu dekat banget sama Ibu. Pernah kasih THR, sering nanya kabar kakak. Nggak nyangka dia pelakunya,” kata adik korban, Muhamad Tri Ibnu Rusdi (16), sambil menahan tangis.

Selama masa pencarian, SJ kerap menemani Nila mencari keberadaan Siska. Bahkan beberapa hari sebelum jasad ditemukan, SJ sempat berkomunikasi dengan Nila melalui pesan singkat.

Namun, Nila menghembuskan nafas terakhir setelah mengetahui bahwa SJ yang menghabisi nyawa anak kandungnya.

Selama kurang lebih 1,5 tahun, Nila tak pernah berhenti berharap putrinya pulang dalam keadaan selamat.

Harapan itu pupus pada Kamis (19/6/2025), ketika jasad Siska ditemukan diduga menjadi korban pembunuhan SJ.

“Pagi itu sekitar pukul enam, Ibu dapat pesan WhatsApp dari seseorang. Kami langsung ke lokasi,” ujar Ibnu saat ditemui di rumah duka.

Namun, sebelum sampai di lokasi penemuan jasad, Nila tiba-tiba pingsan di persimpangan dekat rumah SJ yang sudah dipenuhi warga. 

Ia sempat bersandar di bahu Ibnu sebelum akhirnya kehilangan kesadaran. Tak lama kemudian, ia dinyatakan meninggal dunia

Sumber: Tribunnews 

Komentar