Bayangkan kalau logika ini diteruskan ke seluruh sektor:
- SMA Katolik BPK Penabur ganti nama jadi SMA Publik Harmoni Sejahtera
- Masjid Al-Lathiif berubah jadi Tempat Refleksi Nurani Umum
- Gereja Katedral jadi Gedung Spiritualitas Bersama
- Vihara Dharma Ramsi jadi Rumah Meditasi Nasional
Duh, repot Kang. Bandung bisa-bisa ganti slogan jadi: “Bandung, Kota Seribu Nama Tapi Bingung Jati Diri.”
Lagi pula, rakyat bukan tidak punya iman, tapi punya akal. Nama rumah sakit tidak bikin orang sehat.
Pelayanan yang cepat, dokter yang manusiawi, dan obat yang tidak bikin jebol kantong—itu yang penting.
Mau namanya Welas Asih, Kasih Sayang, atau Klinik Cinta Ilahi juga, kalau pasien telantar, percuma.
Pak KDM yang budiman,Kalau semua harus dipelintir jadi netral, jangan-jangan nanti nama Anda juga harus diganti.
David Machmud terlalu mengandung simbol Yahudi-Islam.
Gimana kalau ganti jadi Dewa Machmudinata? Lebih Nusantara dan tentu—lebih welas asih.
Sumber: FusilatNews
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur