Lebih lanjut, Sahroni bahkan menganggap nominal Rp50 juta yang dinilai fantastis oleh publik sebagai sesuatu yang wajar.
Menurutnya, nilai tersebut tidak seharusnya menjadi tolok ukur utama dalam menilai kinerja atau empati seorang wakil rakyat.
"Jadi jangan dilihat karena nilai uangnya, wow, fantastis. Enggak, itu biasa sebenarnya," tegasnya.
Ia meyakinkan bahwa dana yang diterima oleh para wakil rakyat pada akhirnya akan didistribusikan kembali ke masyarakat melalui berbagai kanal, tanpa perlu diumumkan secara eksplisit.
"Kita-kita orang adalah perwakilan yang dinamai adalah pejabat publik yang juga digaji oleh masyarakat. Uangnya pasti kembali ke masyarakat."
"Tanpa perlu dikasih tau ya ini uangnya, uang gajian gue, gue kasih sama kalian. Semua nggak perlu," ujarnya, sambil menggunakan analogi 'tangan kanan memberi, tangan kiri ya diumpetin.'
Sahroni menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa seluruh 580 anggota DPR memiliki rasa empati dan keberpihakan kepada rakyat dengan caranya masing-masing, dan hal itu tidak bisa dihakimi hanya dari satu pos tunjangan.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur