POLHUKAM.ID - Universitas Indonesia (UI) menjadi sorotan tajam usai menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara utama dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana 2025.
Kehadiran Berkowitz di Balairung UI, Depok, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, langsung menuai protes dan kritik, khususnya di media sosial.
Polemik mencuat setelah akun X @kastratofe mengunggah kritik tajam terhadap undangan UI tersebut.
"Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz; seorang zionis dan pembela genosida Israel, sebagai pembicara di Orientasi Program Pascasarjana UI 2025," tulis akun itu.
Unggahan tersebut viral dan mendapat beragam respons, sebagian besar mempertanyakan keputusan UI.
Berkowitz dikenal sebagai akademisi yang vokal membela Israel.
Jejak rekamnya memperlihatkan pandangan politik yang kerap berpihak pada kebijakan militer Israel, bahkan tidak jarang mengecam dukungan terhadap Palestina yang berkembang di lingkungan akademis internasional.
👇👇
Universitas Indonesia invited Peter Berkowitz; a zionist and Israel's Genocide defender, as a speaker at the UI Graduate Program Orientation 2025.
— KZTRT (@kastratofe) August 23, 2025
Berkowitz has written multiple articles in support of the genocide in Palestine and was also Trump's Director of Policy Planning. pic.twitter.com/JpjVAJvB5j
PSAU Pascasarjana (rant)
— === (@XxKgere) August 23, 2025
Kok bisa ngundang seorang Peter Berkowitz, a republican-zionist, who ironically talked about "human rights" lol. pic.twitter.com/xS2gpxq5DH
Siapa Peter Berkowitz?
Peter Berkowitz adalah Peneliti Senior Tad dan Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada periode 2019-2021 di bawah pemerintahan Donald Trump.
Posisi itu membuatnya semakin dikenal sebagai figur akademik sekaligus politisi yang dekat dengan kebijakan pro-Israel.
Berkowitz lahir dari keluarga Yahudi dan menghabiskan masa kecilnya di Deerfield, Illinois.
Ia menempuh pendidikan tinggi di Swarthmore College dengan gelar Bachelor of Arts bidang sastra Inggris pada tahun 1981.
Kemudian, ia memperoleh Master of Arts dalam filsafat dari Universitas Ibrani Yerusalem pada 1985, sebelum melanjutkan pendidikan doktoralnya di Universitas Yale dan meraih gelar Ph.D. dalam ilmu politik pada 1987.
Tak berhenti di situ, ia juga menyelesaikan studi hukum di Yale Law School pada 1990.
Apa Pandangan Berkowitz tentang Israel dan Palestina?
Kontroversi terbesar seputar Berkowitz terletak pada pandangannya terhadap konflik Israel-Palestina.
Dalam sejumlah tulisannya yang dimuat di media seperti RealClearPolitics, ia kerap membela tindakan Israel dan menilai dukungan terhadap Palestina di kampus-kampus Amerika sebagai bentuk simpati terhadap kelompok radikal.
Beberapa judul tulisannya yang menuai kritik antara lain “Oxford Scholars Betray Their Vocation To Vilify Israel”, “Campus Backing of Hamas Condemns U.S. Higher Education”, dan “Confronting the Woke-Left and Jihad-Enthusiast Alliance”.
Judul-judul ini menunjukkan sikap kerasnya terhadap pihak-pihak yang menyoroti agresi militer Israel.
Tidak mengherankan jika kehadirannya di UI dianggap sebagai langkah kontroversial, terutama bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar mendukung perjuangan Palestina.
Apa yang Disampaikan Berkowitz dalam Orasi di UI?
Dalam cuplikan video yang beredar, Berkowitz menyinggung tentang pentingnya konstitusi dalam menjamin kebebasan dasar.
Ia memuji Indonesia karena memiliki landasan konstitusional yang melindungi hak-hak warga negara.
"Konstitusi Anda (Indonesia) melindungi hak-hak dasar dimulai dari kebebasan beragama, kebebasan berbicara, berserikat, pers, dan berkumpul," ujar Berkowitz di hadapan mahasiswa UI.
Tema orasi yang ia sampaikan bertajuk “Pendidikan untuk Kebebasan dan Demokrasi”.
Namun, kritik tetap bermunculan karena publik menilai UI seolah memberi panggung kepada sosok yang memiliki rekam jejak pro-Israel.
Berdasarkan poster acara, Berkowitz hadir bersama narasumber lain seperti Heri Hermansyah dan Sigit P. Santosa.
Namun, nama Berkowitz-lah yang memicu kontroversi luas. Hingga kini, pihak UI belum memberikan penjelasan resmi mengenai alasan pemilihan pembicara tersebut.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Link Video 7 Menit 11 Detiknya Viral Jadi Incaran, Benarkah Pemeran Jubir Tambang Morowali dan WNA China adalah Andini Permata?
Demo 25 Agustus 2025: Seruan Aksi Besar di DPR RI, Benarkah Akan Terjadi?
Beredar Nama Instagram Wanita Diduga Otak Pelaku Penculikan Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih
Heboh Penipuan Video Call Gunakan Deepfake Raffi Ahmad, Modus Baru Kuras Rekening