Pada Ahad sore, kapal feri sudah mencapai kapasitasnya dan jalan-jalan kota di Brisbane penuh sesak ketika ribuan demonstran berkumpul di Queens Garden di pusat kota sebelum mengikuti rute alternatif yang disepakati di Jembatan Victoria.
Pemimpin Partai Hijau, Larissa Waters, termasuk di antara mereka.
Dia mengatakan kepada Guardian Australia bahwa dia memperkirakan itu adalah “kumpulan terbesar sejak mereka menentang perang Irak”.
“Saya pikir ini adalah sebuah unjuk rasa nyata dari masyarakat awam bahwa mereka tahu pemerintah kita harus berbuat lebih banyak dan mereka ingin pemerintah kita berbuat lebih banyak lagi,” katanya.
Di Sydney, penyelenggara demonstrasi, Josh Lees, mengatakan warga Australia mengerahkan kekuatan mereka untuk menuntut diakhirinya genosida di Gaza dan menuntut agar pemerintah kita memberi sanksi kepada Israel.
Sementara para pengunjuk rasa, banyak yang mengibarkan bendera Palestina, meneriakkan “Bebas, Bebaskan Palestina!”.
Alex Ryvchin, salah satu CEO Dewan Eksekutif Yahudi Australia, kelompok payung bagi kaum Yahudi Australia, mengatakan kepada televisi Sky New bahwa demonstrasi tersebut menciptakan “lingkungan yang tidak aman”.
👇👇
In pictures: Thousands marched on Sunday in Brisbane, Australia, in a massive show of solidarity with the Palestinian people amid the ongoing Israeli genocide and starvation policies in Gaza. pic.twitter.com/rJNUwJ22r5
Protes tersebut terjadi setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini meningkatkan serangan pribadinya terhadap rekannya dari Australia Anthony Albanese atas keputusan pemerintahnya bulan ini untuk mengakui negara Palestina.
Hubungan diplomatik antara Australia dan Israel memburuk setelah pemerintahan Partai Buruh Albanese mengatakan akan mengakui negara Palestina secara bersyarat, menyusul langkah serupa yang dilakukan Perancis, Inggris dan Kanada.
Pengumuman tanggal 11 Agustus itu muncul beberapa hari setelah puluhan ribu orang berbaris melintasi Harbour Bridge yang ikonik di Sydney, menyerukan perdamaian dan pengiriman bantuan ke Gaza.
Pihak berwenang Palestina mengatakan konflik tersebut telah merenggut nyawa lebih dari 60.000 orang di Gaza, sementara organisasi kemanusiaan mengatakan kekurangan makanan menyebabkan kelaparan yang meluas.
Sumber: Republika
Artikel Terkait
Mensesneg Buka Suara Soal Rapat Malam Prabowo: Hasilnya Dinilai Belum Optimal
Prabowo Terbang ke Mesir Malam Ini, Hadiri KTT Darurat untuk Perdamaian Gaza
Masa Kecil Jokowi di Kampung Palu Arit: Fakta Mengejutkan yang Diungkap Warga Solo
Keluarga Dina Oktaviani: Heryanto Rencanakan Pembunuhan dan Pelecehan, Harus Dihukum Mati!