Beberapa fotografer AFP yang ada di lokasi menyaksikan langsung tanah ditimbun, dengan pohon-pohon zaitun yang ditumbangkan tergeletak di atas tanah, dan sejumlah buldoser beroperasi di area perbukitan di sekitar desa tersebut.
Salah satu buldoser tersebut dipasangi bendera Israel, dengan beberapa kendaraan militer Tel Aviv diparkir di dekatnya.
"Tujuannya adalah mengendalikan dan memaksa orang-orang untuk pergi. Ini baru permulaan -- ini akan meluas ke seluruh Tepi Barat," ucap pemimpin asosiasi pertanian setempat, Ghassan Abu Aliya.
Para penduduk setempat mengatakan bahwa buldoser-buldoser itu mulai beroperasi di desa Tepi Barat itu pada Kamis (21/8) pekan lalu.
Sementara itu, sebuah LSM Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 14 orang ditangkap di desa tersebut selama tiga hari terakhir.
Ketika ditanya tentang insiden tersebut, militer Israel mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya sedang menyelidiki masalah tersebut.
Kemudian dalam pernyataan pada Jumat (22/8), militer Israel mengatakan mereka menangkap seorang pria yang berasal dari desa al-Mughayyir, dan menuduhnya "bertanggung jawab atas serangan teroris" di area terdekat.
Dalam video yang beredar luas di media Israel, seorang komandan militer senior Israel membahas soal serangan di desa al-Mughayyir dan bersumpah untuk membuat "setiap desa dan setiap musuh ... membayar harga yang mahal" atas serangan-serangan terhadap warga Israel.
Sumber: Detik
Artikel Terkait
TNI Gagalkan Aksi Begal & Tabrak Lari di Tol Kebon Jeruk, 3 Motor Curian Disita
Kalah Telak! Anak Buah Prabowo Ungguli Mr J PSI di Pilkada Serentak
Pemkot Surabaya Gandeng Densus 88, Ini Alasan dan Tujuannya
Prabowo Izinkan Jokowi Diadili? Ini Kata Pengamat Soal Sinyal Purbaya