Istri Ridwan Kamil Gemas pada Pengelola Ponpes Al Khoziny, Orangtua Santri: Ini Musibah dari Allah

- Selasa, 07 Oktober 2025 | 09:50 WIB
Istri Ridwan Kamil Gemas pada Pengelola Ponpes Al Khoziny, Orangtua Santri: Ini Musibah dari Allah



POLHUKAM.ID - Publik berduka atas tragedi ambruknya pondok pesantren (ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebab, ini menjadi salah satu tragedi ponpes ambruk dengan korban jiwa terbanyak, yakni 65 santri tewas.

Publik pun mengecam pengelola ponpes Al Khoziny, dan pemerintah yang tak mengawasi dalam proses pembangunan ponpes tersebut.

Istri Ridwan Kamil, yang menjadi Anggota Komisi VIII DPR RI yakni Atalia Praratya, juga mengecamnya.


Menurut Atalia, ponpes Al Khoziny ambruk karena unsur kelalaian dalam pembangunan konstruksi, sehingga pengelola wajib tanggung jawab.


Kelalaian tersebut meliputi izin pembangunan gedung dan kelalaian tidak melibatkan tenaga ahli pengawas sipil saat proses konstruksi, serta proses pengecoran bangunan yang dinilai asal-asalan.

"Berdasarkan informasi yang ada, ada dugaan kelalaian cukup kuat: pengecoran baru selesai beberapa jam sebelum ambruk, indikasi tidak adanya izin, pengawasan teknis yang memadai dan lain-lain," kata Atalia dikutip dari Tribunnews.com.

Atas berbagai dugaan kelalaian tersebut, legislator dari Fraksi Golkar itu mendorong agar dilakukan proses hukum  secara transparan dan adil. 



"Jika memang terbukti seluruh dugaan kelalaian tersebut, maka sudah selayaknya ada pertanggungjawaban hukum yang tegas," katanya.

Soal pencabutan izin terhadap operasional Ponpes Al-Khoziny, Atalia menilai perlu adanya kajian yang lebih proporsional. 


Yang pasti, pihaknya mendorong diterapkannya sanksi tegas jika terbukti ada kelalaian berat dan pelanggaran prosedur oleh pengelola pondok.

"Tapi tentu hal lain yang juga sama penting adalah memastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi di pesantren lain dan memastikan seluruh korban mendapatkan pendampingan, kompensasi, dan dukungan psikologis yang memadai," tutur istri dari Ridwan Kamil ini.


"Jangan sampai keluarga korban berjuang sendiri di tengah duka yang sedalam ini," tandas Atalia.

Musholla Ponpes Al Khoziny roboh usai tertimpa bangunan baru berlantai dua setengah yang berdiri tepat di atasnya, Senin awal pekan ini.

Peristiwa nahas itu terjadi saat sejumlah santri putra tengah melaksanakan salat ashar berjemaah


Lebih dari 65 santri meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan beton yang roboh karena kualitas pilar penyangga yang buruk.

Sementara itu, suasana haru pecah saat iring-iringan ambulans dan petugas BPBD Bangkalan tiba di pekarangan Masjid Syaikhona Yahya, Kampung Karang Anyar, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Senin (6/10/2025) pukul 22.45 WIB.


Kedatangan ambulans yang membawa jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo itu disambut tangis pilu keluarga dan warga sekitar.

Bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo tersebut ambruk pada Senin (29/10/2025) lalu.


Sejumlah warga menurunkan satu peti dari dalam ambulans yang berisi jenazah Moh Royhan Mustofa (17).

Jasad Royan ditemukan pada hari keenam proses evakuasi, Sabtu (4/10/2025) pukul 14.00 WIB.

Ayah Royhan, Syukur, mengaku ikhlas atas peristiwa yang menimpa anaknya.

“Saya ikhlas dengan setulus hati, itu bukan kehendak kiai, itu musibah dari Allah," ungkap Syukur, di komplek pesarean umum selepas prosesi pemakaman, dikutip dari TribunJatim.com.

"Bagaimanapun saya ikhlas menerimanya, insya Allah anak saya Syahid,” imbuhnya.

Syukur menuturkan, proses identifikasi terhadap Royhan berjalan dengan lancar karena ditemukannya sejumlah tanda pengenal pada tubuh, seperti jahitan luka, tanda lahir bagian leher, dan ada tumbuh daging di bagian dada.


“Itu yang membuat proses identifikasi berjalan lancar sehingga tidak sampai tes DNA ke Jakarta karena tanda lahir terlalu banyak,” pungkas Syukur.

Sementara itu, di waktu yang sama, rombongan BPBD Bangkalan juga mengawal jenazah santri lainnya, Sulaiman Hadi (15), asal Kampung Morleke, Desa Kolla, Kecamatan Modung.


Sekretaris BPBD Bangkalan, Catur Fajar A menyampaikan, pihaknya mendapat tugas untuk menerima dua korban dari Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo yakni Moh Royhan Mustofa dan Sulaiman Hadi.

“Awalnya ke Desa Kolla, namun karena tidak ada orang maka dipindah ke Desa Serabi Timur,” ungkap Catur

Sumber: Wartakota 

Komentar