Glamping di Sumbar Berujung Tragis: Pasangan Bulan Madu Tewas Diduga Keracunan Gas Water Heater

- Sabtu, 11 Oktober 2025 | 16:25 WIB
Glamping di Sumbar Berujung Tragis: Pasangan Bulan Madu Tewas Diduga Keracunan Gas Water Heater
Kisah Maut Bulan Madu: Pasutri Tewas Diduga Keracunan Gas CO di Glamping Sumbar

Kisah Maut Bulan Madu: Pasutri Tewas Diduga Keracunan Gas CO di Glamping Sumbar

Tragis. Momen bulan madu yang seharusnya penuh kebahagiaan berakhir petaka bagi sepasang suami istri, Gilang Kurniawan (28) dan Cindy Desta Nanda (28). Keduanya diduga menjadi korban keracunan gas karbon monoksida saat menginap di sebuah penginapan glamping (glamorous camping) di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada Kamis (9/10).

Akibat insiden ini, Cindy Desta Nanda meninggal dunia setelah dilarikan ke Puskesmas setempat. Sementara itu, sang suami, Gilang Kurniawan, dilaporkan dalam kondisi kritis dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Bulan Madu 3 Hari Berujung Duka

Pasangan yang baru tiga hari menikah ini memilih untuk merayakan bulan madu mereka di lokasi glamping yang menawan, tepatnya di tepi danau dengan pemandangan danau dan pegunungan. Sayangnya, keindahan itu berubah menjadi lokasi naas yang kini telah dipasangi garis polisi untuk keperluan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara).

Penyebab Kematian Diduga Karbon Monoksida

Berdasarkan informasi dari keluarga korban, penyebab utama insiden ini adalah keracunan karbon monoksida (CO). Kakak dari Gilang Kurniawan menjelaskan bahwa diagnosis dari tim medis RSUD Arosoka dan keterangan di SPH (Surat Pemberitahuan Hasil) menunjukkan hal yang sama.

Diduga kuat, gas beracun tersebut berasal dari water heater (pemanas air) yang menggunakan tabung elpiji 12 kilogram. Tabung gas ini ditempatkan di dalam kamar mandi glamping, tepatnya di bawah dekat kloset. Faktor yang memperparah situasi adalah desain kamar mandi yang minim ventilasi, sehingga gas beracun yang bocor terperangkap di dalam ruangan.

Proses Hukum dan Penolakan Autopsi

Kapolsek Lembah Gumanti, AKP Barata Rahmat Sukarsih, menyatakan bahwa dari hasil pemeriksaan visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, pihak kepolisian tidak dapat menyimpulkan penyebab kematian secara resmi tanpa hasil autopsi.

Awalnya, keluarga menyetujui dilakukannya autopsi untuk mengetahui penyebab kematian yang pasti. Namun, keputusan ini kemudian dibatalkan karena keluarga tidak tega melihat jenazah Cindy dibedah. Akhirnya, Cindy dimakamkan tanpa melalui proses autopsi terlebih dahulu.

Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi para pelaku usaha akomodasi, terutama penginapan glamping dan villa, untuk selalu memperhatikan keselamatan dan keamanan tamu, termasuk memastikan sistem ventilasi yang memadai dan instalasi gas yang sesuai standar.

Sumber: kumparan

Komentar