Diketahui bahwa proyek kereta cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung ini mengalami pembengkakan biaya yang signifikan. Nilai proyek melonjak dari awal sebesar 6,07 miliar dolar AS menjadi sekitar 7,27 miliar dolar AS.
Mayoritas pembiayaan proyek ini berasal dari pinjaman, dengan China Development Bank (CDB) sebagai kreditur utama. Pinjaman dari CDB ini memiliki suku bunga sebesar 3,7 persen hingga 3,8 persen dengan masa tenor yang panjang, mencapai 40 tahun.
Adapun komposisi kepemilikan saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), operator kereta cepat Whoosh, dipegang oleh konsorsium BUMN sebesar 60% melalui PT Pilar Sinergi BUMN. Sementara pihak China, melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd, memegang sisanya sebesar 40%.
Sumber: https://rmol.id/read/2025/10/13/682965/utang-kereta-cepat-tanggung-jawab-jokowi-and-the-gank-
Artikel Terkait
Prabowo Tak Sekadar Populer, Ini Faktor yang Beda dengan Jokowi
DPR Sorot Wacana Babe Haikal: Ilegalkan Produk Tanpa Sertifikasi Halal Dinilai Kebijakan Ngawur!
Viral! Awal Mula Tautan Video 8 Hilda Pricillya Beredar, Waspada Jebakan Klik!
Hanya 0,5%! Cadangan Air Siap Pakai di IKN Minim, BRIN Pertanyakan Ulang Kelayakan Pindah Ibu Kota