Rocky Gerung Bongkar Alasan Mengejutkan Prabowo Pilih Diam Saat Gibran Terancam Dimakzulkan!

- Jumat, 18 Juli 2025 | 14:55 WIB
Rocky Gerung Bongkar Alasan Mengejutkan Prabowo Pilih Diam Saat Gibran Terancam Dimakzulkan!




POLHUKAM.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti situasi politik yang kian memanas terkait munculnya wacana pemakzulan terhadap Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.


Menurut Rocky, isu tersebut bukan hanya mengarah ke dinamika di parlemen, tetapi juga menempatkan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam posisi yang serba salah.


Dalam perbincangannya bersama Akbar Faizal, Rocky menyebut bahwa meskipun secara formal wacana pemakzulan Gibran tengah dibahas di DPR, sesungguhnya yang sedang diuji adalah posisi politik Prabowo.


Ia menyebut Prabowo paham benar bahwa ini merupakan tekanan nyata yang diarahkan kepadanya.


"Saya lebih memilih menyebutnya sebagai tekanan nyata terhadap Prabowo. Dan saya yakin Prabowo memahaminya. Tapi karena bahasa politik, dia tentu tidak akan menyampaikan itu secara langsung," ujar Rocky dikutip dari kanal youtube Akbar Faizal, Jumat (18/07/2024).


DPR saat ini dipimpin oleh Sufmi Dasco Ahmad, yang dikenal sebagai orang dekat Prabowo. 


Rocky menilai, sikap DPR yang membiarkan isu pemakzulan Gibran terus bergulir bisa dibaca sebagai sinyal bahwa Prabowo tidak secara aktif menghalangi proses tersebut.


"Kalau memang Prabowo anggap pemakzulan akan bikin kekacauan politik, dia tentu sudah akan menghentikan wacana itu. Tapi faktanya, dia tidak lakukan itu. Artinya, hal ini akan dibahas serius," tambahnya.


Menurut Rocky, Prabowo tengah memainkan strategi politik yang hati-hati. 


Ia menilai, Prabowo tidak ingin tampil terlalu reaktif terhadap isu ini karena justru bisa menimbulkan kecurigaan publik terhadapnya.


"Prabowo sedang menunggangi gelombang opini publik. Dia tahu, kalau terlalu reaktif, justru akan dicurigai publik. Tapi dia tampaknya sudah menyadari bahwa isu pemakzulan ini tidak bisa lagi ditutup-tutupi," ucap Rocky.


Ia juga menyebut bahwa wacana ini tidak bisa dilepaskan dari tekanan sejumlah kalangan, termasuk dari kelompok purnawirawan yang selama ini dikenal kritis terhadap Presiden Joko Widodo.


Dalam pandangan Rocky, Prabowo kini terlihat akomodatif atau setidaknya adaptif terhadap tuntutan-tuntutan politik yang mengemuka dari kelompok tersebut.


"Kalau kita baca antara baris, Prabowo tampak akomodatif, atau minimal adaptif terhadap tuntutan dari para purnawirawan. Inilah pertarungan hari ini," tegasnya.


Rocky bahkan meyakini bahwa proses menuju pemakzulan Gibran bisa saja dimulai dalam waktu dekat, terutama jika gelombang penolakan terhadap legitimasi Gibran terus menguat di masyarakat.


"Menurut intuisi saya, hal ini benar-benar akan terjadi. Ini adalah momentum Prabowo untuk menjawab tekanan publik melalui DPR. Bisa saja prosesnya dimulai minggu depan," ujarnya.


Ia juga mengingatkan bahwa dinamika politik semacam ini berpotensi meniru pola perubahan besar di masa lalu, seperti pada tahun 1998, di mana gelombang reformasi tidak sepenuhnya berasal dari lembaga formal negara.


"Bila gelombang protes terhadap Gibran makin tinggi, mungkin tidak perlu sampai Mahkamah Konstitusi. Seperti kita alami tahun 1998, perubahan bisa terjadi dari luar lembaga formal," kata Rocky.


Namun, ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas nasional di tengah gejolak ini, terutama demi menjaga kepercayaan investor terhadap Indonesia.


"Tinggal bagaimana stabilitas dijaga, agar investor tidak menganggap Indonesia sedang kacau. Ini penting," tutup Rocky.


Wacana pemakzulan Gibran sendiri muncul di tengah sorotan publik terhadap proses pencalonannya yang dinilai sarat kepentingan politik dan kontroversi hukum.


Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Prabowo Subianto terkait isu tersebut, namun perkembangan di DPR akan menjadi indikator penting arah manuver politik selanjutnya.


SumberSuara

Komentar