POLHUKAM.ID -Tindakan persekusi dialami pengamat politik Rocky Gerung setelah ramainya kritik "bajingan yang tolol" kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam konferensi pers di sebuah rumah di Jalan Doktor Kusuma Atmaja nomor 76, Menteng, Jakarta Pusat, Rocky mengaku mendapat persekusi hingga pencekalan saat hendak mengisi materi di kampus-kampus.
"Saya ada (agenda) mungkin 9 sampai 10 kota di Lombok, Jawa Timur, Jawa Tengah. Diundang oleh para mahasiswa dengan maksud memberi kuliah umum. Tetapi dari undangan seminggu ini, seluruhnya dipersekusi," ujar Rocky, Jumat (4/8).
Rocky mengaku tidak diperbolehkan masuk ke kampus dan bertemu dengan akademisi.
"Jadi ada dugaan saya soal (berkaitan dengan kritik terhadap Presiden Jokowi) ini. Mau dibawa ke jalur hukum ya oke, tapi jangan halangi saya untuk bicara dengan para mahasiswa," tegas Rocky.
Bahkan sebagaimana heboh di media, ia sempat dihalangi saat bertemu dengan lebih dari 1.500 mahasiswa di Yogyakarta. Ia mengklaim, pihak-pihak yang menghalanginya berasal dari partai politik.
"Yang menggemparkan kemarin adalah di Jogja, saya dihalangi (saat akan) ketemu dengan kurang lebih 1.500-2.000 mahasiswa. Justru itu dihalangi oleh PDIP," kata Rocky.
Padahal, Rocky Gerung mengaku punya pengalaman yang cukup dekat dengan PDIP.
"Saya bertahun-tahun mengajar di sekolah Megawati tentang pikiran bangsa. Jadi kalau saya terangkan (soal) pikiran bangsa, kok dihalangi oleh partai di mana saya mengajar tentang pikiran bangsa," tutupnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
7 Kontroversi Deddy Corbuzier Paling Viral Yang Bikin Publik Heran Sekaligus Misuh-Misuh
Penggugat Gibran Bongkar Celah Fatal di Ijazah SMA: UU Pemilu Minta Yang Sederajat, Bukan Setara!
Pesan Prabowo di KRI Radjiman: Jangan Pernah Khianati Bangsa dan Rakyat!
Ada Skenario Apa Baasyir ke Solo? Rocky Gerung Sebut Jokowi Cemas: Tak Punya Lagi Backup Politik!