Lebarkan Sayap Bisnis, Argon Group Ekspansi dengan Membangun Pabrik Alat Kesehatan

- Kamis, 30 Juni 2022 | 19:50 WIB
Lebarkan Sayap Bisnis, Argon Group Ekspansi dengan Membangun Pabrik Alat Kesehatan

Menurut data UN Comtrade dan BPS, defisit produk farmasi Indonesia selama lima tahun terakhir (2017 – 2021) terus meningkat, dan terakhir mencapai US$ 3,8 miliar pada 2021. Pada periode yang sama, nilai impor alat kesehatan tercatat US$ 10,1 miliar. 

Data Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan mencatat, industri alat kesehatan melonjak 3,6 kali lipat menjadi 698 unit, dalam lima tahun terakhir. Selain itu, jumlah rumah sakit juga terus berkembang pesat. Selama sepuluh tahun terakhir (2011 – 2021), data BPS menunjukkan, jumlah rumah sakit melonjak hampir dua kali lipat, dari 1.721 unit menjadi 3.112 unit. 

“Dengan perubahan perilaku konsumen yang semakin memprioritaskan kesehatan dan kebijakan pemerintah yang mengutamakan produk dalam negeri, masa depan industri farmasi dan alat kesehatan akan sangat menjanjikan,” tutunya. 

Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan ddata Kementerian Kesehatan, pengeluaran untuk kesehatan di Indonesia hanya senilai US$120 per kapita. Sementara, Malaysia sudah senilai US$437 per kapita dan Singapura US$2.856 per kapita. 

“Kalau kita sama kayak Malaysia dalam 5 tahun artinya ada potensi US481 miliar untuk growth-nya. Apalagi sampai ke Singapura yang US$2.856 per kapita. Makanya potenai induatri alkes di Indonesia untuk growth-nya,” ucapnya. 

Ia mengungkapkan jika perusahaan didukung oleh jaringan distribusi yang terdiri dari 1 National Distribution Center, 33 gudang cabang, serta 3 kantor perwakilan yang menjangkau 34 provinsi di Indonesia. 

Sumber: genpi.co

Halaman:

Komentar

Terpopuler