Sudirman kemudian menggunakan pendekatan lain agar bosnya tak lagi emosi, yakni menjawab dengan bahasa Jawa.
"Mboten, mboten Pak Presiden. Ini betul-betul tindakan saya sebagai penanggung jawab sektor," terang Sudirman.
Ia menduga, pertanyaan Jokowi itu bermula dari adanya dugaan bahwa dirinya digerakkan oleh orang atau kelompok yang lebih besar.
Sudirman mengakui ada dugaan bahwa ia merupakan kaki tangan wakil presiden ketika itu, Jusuf Kalla yang selain pengusaha, juga politikus Golkar sama seperti Setya Novanto.
Ia juga dekat dengan eks Dirut Pertamina, Ari Sumarno.
Pada saat Ari menjabat sebagai orang nomor satu di Pertamina, Sudirman diminta untuk membereskan perusahaan minyak negara tersebut.
Kepada Jokowi, Sudirman menjelaskan ia memang berdiskusi dengan para tokoh senior tersebut, tetapi tidak satu pun dari mereka yang mengintervensi urusan kementerian.
"Bahkan kalau Bapak curiga mengenai Pak Wapres, tidak pernah sekalipun saya dipanggil Pak Wapres Yusuf Kalla untuk membicarakan bisnis beliau," pungkas Sudirman, yang kemudian membuat emosi Jokowi mereda.
Dalam kesempatan itu, Sudirman juga mengeluh pada Jokowi soal komentar Luhut Binsar Panjaitan - salah satu sekutu presiden dan anggota kabinet - di sebuah koran yang mengatakan ada "plot" di balik kasus Papa Minta Saham.
Tetapi jawaban Jokowi membuat Sudirman tercengang dan kehabisan kata.
"Oh iya, Pak Luhut harus berbicara seperti begitu karena kan temannya (Setya) Novanto," Sudirman lagi-lagi mengulang kata-kata Jokowi.
Tetapi yang lebih mengejutkan lagi, adalah ketika Jokowi akhirnya mengakui ia gentar menghadapi duo Riza Chalid dan Setya Novanto.
Ketakutan itu disampaikan Jokowi saat mewanti-wanti Sudirman soal risiko dalam kasus Papa Minta Saham.
"Beliau mengatakan, pokoknya hati-hati saja karena ini kan yang namanya pekerjaan enggak ada yang sempurna, pasti ada risiko-risiko," terang Sudirman.
Kemudian Jokowi, yang saat itu masih menjabat sebagai presiden, kepada Sudirman Said mengatakan sebagai berikut:
"Ya itu nanti bagaimana? Novanto kan orang kuat. Sendirian saja kuat. Riza Chalid juga orang kuat. Kalau bersatu (bagaimana)?"
Sudirman mengatakan hal ini perlu diungkap ke publik saat ini, agar Presiden Prabowo Subianto bisa mengambil pelajaran.
Karena Jokowi ketika itu, dengan power atas polisi, kejaksaan, intelijen dan militer, bahkan gentar di hadapan Riza Chalid serta Setya Novanto.
[VIDEO]
Sumber: Suara
Artikel Terkait
140 Petugas Lapas Kena Sanksi Berat Usai Kasus Ammar Zoni, Akan Dikirim Pelatihan Khusus ke Nusakambangan
KPK Usut Pejabat BPK Diduga Manipulasi Laporan Keuangan Kementerian
Bayi Digendong Saat Curanmor di Babelan Bekasi, Kronologi Lengkap Pasutri Pelaku
Anak Riza Chalid Borong Rp176 Miliar untuk Main Golf dari Uang Haram Korupsi Pertamina