Menurut dia, melihat kesibukan orang lain, biasanya orang Jawa lebih baik mengabaikannya daripada mengganggunya. “Orang Jawa main memahami rasa, kita tidak mau mengganggu kesibukan. Kita ngomong saja situasi, sangat kita paham,” tegas Ketua Komisi III DPR itu.
Lalu apa kata Ganjar? Dia mengaku, saat halalbihalal PDIP Jateng, sedang berada di Makassar. Dari informasi yang ia terima, halal bihalal tersebut membahas pemenangan dari kabupaten/kota.
“Saya lagi ada di Makassar. Nggak papa, kemarin kan acaranya lebih banyak, kata teman-teman, strategi pemenangan dari kabupaten kota,” jawab mantan Wakil Ketua Komisi III DPR itu.
Dia juga menepis hubungannya dengan PDIP Jateng renggang. “Nggak, saya nggak (renggang). Ini PDI Perjuangan. Di Jepara, saya ketemu ranting (PDIP Jepara),” tegas dia.
Sementara, Pengamat Poltik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, tidak diundangnya Ganjar pada acara halal bihalal PDIP Jateng semakin memperlihatkan Ganjar sedang dijauhi banteng. Apalagi, ini bukan pertama kalinya Ganjar tak diajak acara PDIP.
“Mau dibantah seribu kali (tidak renggang), menurut saya, PDIP dan Ganjar ada masalah. Ini terkait persaingan capres Puan Maharani dan Ganjar. Perlu diingat, Puan itu putri mahkota,” kata Ujang, tadi malam.
Meski dikucilkan, kata Ujang, Ganjar tidak akan meninggalkan PDIP. Karena orang nomor satu di Jateng itu, butuh PDIP karena masih berharap bisa maju dan mendapat restu dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Polisi Gerebek Pesta Gay di Surabaya, Ini Kronologi Lengkap yang Berawal dari Laporan Warga
Bocoran Dokumen hingga Pengacara! 4 Kesamaan Mengejutkan Proses Perceraian Andre Taulany dan Baim Wong
Sengkarut Utang Whoosh: Alasan Jokowi Tegaskan KCJB Bukan untuk Cari Untung
Satu Kembali, Sisanya Hilang: Daftar Lengkap Perhiasan yang Dicuri dari Louvre Paris