KLKH Sosialisasikan Gerakan Program Pendidikan Konservasi Elang Jawa

- Selasa, 31 Mei 2022 | 09:50 WIB
KLKH Sosialisasikan Gerakan Program Pendidikan Konservasi Elang Jawa

Sosialisasi yang terlaksana atas kerja sama dengan Taman Safari Indonesia (TSI), PT Smelting, dan Filantra ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya kegiatan konservasi elang jawa dan habitatnya kepada generasi muda sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan peduli terhadap pelestarian elang jawa secara berkelanjutan. 

Baca Juga: KLHK: 20 Ekor Penyu Lekang Dilepasliarkan di Pantai Marekisi Papua

"Melalui sosialisasi Pendidikan Konservasi Elang Jawa ini diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan, pemahaman untuk meningkatkan kesadaran, dan kepedulian semua pihak akan pentingnya melestarikan satwa langka ini agar dapat diwariskan kepada para generasi mendatang secara berkelanjutan," ujar Indra Eksploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam keterangannya, Senin (30/5/2022).

Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), merupakan satu dari empat jenis elang yang ada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Jenis elang lain yaitu Elang Brontok (Nisaetus cirrhatus), Elang Ular Bido (Spilornis cheela), dan Elang Hitam (Ictinaetus malayensis) dengan keberadaan di alam masih relatif terjaga.

Indra menjelaskan jika kondisi alam TNGGP secara umum cukup mendukung kehidupan elang pada habitat aslinya, dengan bentang alam yang sesuai (lembah tempat berburu, bukit, pohon yang tinggi tempat mengincar mangsa, kelimpahan pakan, serta aktivitas manusia yang masih tergolong tidak terlalu tinggi). Terlebih dengan terus dilakukan upaya restorasi pada kawasan yang terdegradasi (eks hutan produksi yang beralih fungsi menjadi kawasan konservasi). 

Baca Juga: Upayakan Pengendalian Perubahan Iklim, Menteri LHK Suarakan Negara Berkembang untuk Pendanaan Iklim

"Kondisi ekosistem di TNGGP diharapkan dapat kian mendukung kehidupan berbagai satwa," imbuh Indra.

Keberadaan Pusat Pendidikan Konservasi Elang Jawa Cimungkad dibangun pada tahun 2020 melalui sumber dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan beberapa pertimbangan, yaitu: pertama, karena sejarah, di mana terdapat beberapa peninggalan Keluarga Bartels sebagai penemu elang jawa (Nisaetus bartelsi) berupa makam dan tapak rumah tinggal yang saat ini difungsikan menjadi museum.

Kemudian juga karena telah banyak upaya-upaya pelestarian elang jawa sebagai penguatan fungsi pengelolaan taman nasional, khususnya tentang konservasi elang jawa, yang terintegrasi dengan pelayanan kepada pengunjung terutama wisatawan minat khusus, sehingga memberikan kesan tersendiri ketika berwisata ke Cimungkad. 

Halaman:

Komentar

Terpopuler