Rapor merah juga didapatkan empat menteri di Kabinet Merah Putih.
Menteri HAM Natalius Pigai mendapat nilai terburuk Celios dengan dengan -113 poin.
Kemudian, Menteri Koperasi Budi Arie mendapat nilai -61 poin, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dengan nilai -41 poin, dan Menteri Kehutanan Raja Juli dengan nilai -36 poin.
Celios juga menyebutkan penilaian untuk menteri yang paling layak di-reshuffle karena kinerja buruk. Hasilnya, Raja Juli Antoni tertinggi untuk direshuffle dengan 56 poin.
Kemudian, Budi Arie juga dinilai layak di-reshuffle dengan 48 poin, Bahlil dengan 46 poin, dan Natalius Pigai 41 poin.
Selain itu, survei CELIOS menunjukkan, Presiden Prabowo Subianto memperoleh rapor buruk di 100 hari kerjanya dengan mendapat nilai 5 dari 10, sementara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka mendapat rapor sangat rendah, yakni 3 dari 10.
Presiden Prabowo pun buka suara soal sinyal reshuffle usai 100 hari masa kerjanya.
Ia mengatakan akan menyingkirkan pembantunya yang tidak mau benar-benar bekerja untuk rakyat.
Prabowo berujar, rakyat menuntut pemerintah berjalan dengan bersih. Pemerintah juga harus bekerja murni untuk kepentingan bangsa dan rakyat.
“Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan,” ujar Prabowo kepada awak media di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 5 Februari 2025.
‘Kami ingin rakyat menuntut pemerintah yang bersih dan benar, yang bekerja dengan benar. Jadi saya ingin tegakkan itu. Kepentingan hanya untuk bangsa dan rakyat, tidak ada kepentingan lain.”
3. Ancam Singkirkan Pejabat Korup dan Tidak Setia kepada Undang-undang
Pada awal Juni lalu, Prabowo juga melayangkan ancaman akan menyingkirkan pejabat yang korup, melakukan penyelewengan, dan tidak setia kepada undang-undang dari pemerintahannya.
Kepala negara juga mengingatkan pejabat yang tidak mampu melaksanakan tugas untuk mundur saja.
Pernyataan ini Prabowo utarakan saat menyampaikan amanat pada peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Jakarta Pusat, Senin, 2 Juni 2025.
Awalnya, Prabowo menyindir sikap para elite bangsa yang memegang jabatan penting wakil rakyat.
Sebab ia masih melihat terlalu banyak korupsi dan manipulasi di tubuh pemerintahan.
“Mereka-mereka yang tidak setia kepada negara akan kita singkirkan dengan tidak ragu-ragu, tanpa memandang bulu, tanpa melihat keluarga siapa, partai mana, suku mana, yang tidak setia kepada negara, yang melanggar undang-undang, yang melanggar undang dasar akan kita tindak,” kata Prabowo.
Prabowo mewanti-wanti jangan menganggap negara tidak ada dan bisa dibohongi. Ia pun berjanji akan menindak mereka yang menyelewengkan jabatannya.
Ia mengatakan semua penyelewengan dan kebocoran harus berhenti dan semua pejabat yang tidak mampu melaksanakan tugas lebih baik mundur sebelum diberhentikan.
“Kita hanya bisa kuat kalau negara kita bersih dari penyelewengan korupsi, manipulasi, dan penipuan,” kata dia.
Peringatan tersebut diduga menjadi sinyal Prabowo untuk merombak kabinetnya.
Namun saat dikonfirmasi usai menghadiri acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center, Kamis, 12 Juni 2025, ia menyatakan tidak berencana melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih di tengah isu perombakan jajaran menteri.
“Saya tidak ada rencana mau reshuffle. Sementara saya menilai tim saya bekeja dengan baik. Dan kami buktikan minggu demi minggu demi minggu, hasil capaian yang kami lakukan,” kata Prabowo.
Sumber: Tempo
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara