POLHUKAM.ID - Pertemuan antara mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan ulama senior Ustaz Abu Bakar Ba'asyir baru-baru ini tak hanya menjadi perbincangan hangat, tetapi juga memicu analisis tajam mengenai motif tersembunyi di baliknya.
Pengamat politik Rocky Gerung secara gamblang menyebut langkah ini memiliki "kemenduaan" makna yang harus dibaca dengan cermat, antara dialog demokrasi atau sekadar manuver pencitraan strategis.
Rocky menyoroti adanya kemungkinan bahwa pertemuan ini bukanlah sekadar silaturahmi biasa.
Ia mengendus adanya agenda yang lebih dalam, di mana Jokowi diduga sedang berupaya mengamankan posisinya dengan mendekati figur-figur berpengaruh di luar lingkaran politik formal.
“Apakah itu pertemuan yang sifatnya percakapan demokratis atau itu sekadar ya pencitraan bahwa Pak Jokowi memerlukan rekonsiliasi, atau lebih dari itu,” ujar Rocky, menggarisbawahi adanya motif strategis di balik pertemuan tersebut dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Lebih jauh, Rocky membedah kemungkinan terkuat di balik manuver ini.
Menurutnya, jika pertemuan ini dimaknai sebagai pencitraan, maka ada kepentingan besar dari pihak Jokowi untuk mencari sebuah "payung kultural" atau perlindungan dari kekuatan Islam yang memiliki basis massa kuat dan loyal.
“Mungkin ada semacam, ya kita boleh duga, keinginan atau kepentingan Pak Jokowi untuk memperoleh semacam payung kultural, artinya payung kultural dari kekuatan politik muslim,” ujar Rocky.
Konsep "payung kultural" ini menjadi kunci analisis Rocky.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara