Kegiatan politik formal dari presiden, yaitu mengurus capres berikutnya, mestinya sudah dihentikan karena nanti rakyat yang mengambil alih proses itu melalui sistem pemilu yang terbuka.
Jokowi cenderung memberikan dukungan kepada bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Sementara, hal sebaliknya ditunjukkan Jokowi kepada Anies Baswedan. Bahkan, Rocky mengingatkan bahwa muncul pandangan di masyarakat Jokowi ingin menjegal Anies agar tak maju di Pilpres tahun depan.
"Presiden tidak berdaulat untuk menentukan capres berikutnya. Hanya rakyat yang berhak menentukan capres berikutnya," jelasnya.
Rocky menjelaskan, semua capres itu benar, kecuali ada pidana. "Normatif betul Presiden mengucap 'jangan salah pilih presiden'. Namun, dalam normatif itu ada semacam perintah. Sinyalnya adalah 'pilihlah calon presiden yang disetujui oleh Jokowi'. Itu menghina demokrasi," katanya.
Demi menjunjung tinggi demokrasi dan demi nama baik Jokowi, Rocky menyarankan Presiden Indonesia ke-7 itu untuk berhenti melakukan cawe-cawe politik. "Saya ingin agar Pak Jokowi sadar akan diri sendiri bahwa Anda dipilih atas prinsip demokrasi. Maka, Anda tidak boleh menghalangi demokrasi," pungkasnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara