Meski pahit dirasa, tapi harus diakui elektabilitas Anies yang kerap merajai sejumlah hasil survei kenyataannya tak cukup sebagai modal nyagub, jika jumlah partai yang mau mengusung tidak mencukupi.
"Fenomena demokrasi ini mesti jadi pelajaran penting bagi siapapun yang tak berpartai, tapi punya syahwat kekuasaan, harus segera berpartai. Jangan asyik sendiri. Merasa besar, berada di zona nyaman, dan selalu merasa bakal dikerubungi partai untuk diusung maju," kata Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno di akun Instagramnya, dikutip Minggu (11/8/2024), Inilah.com diizinkan untuk mengutipnya.
Sebenarnya jauh sebelum memutuskan berlayar bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM), PKS telah memberikan opsi agar Anies menjadi kadernya, demi memudahkan lobi-lobi dengan partai lain agar mau berkoalisi.
Jika saja Anies mau jadi kader, tentu tidak sulit mencari kekurangan 4 kursi syarat pencalonan, mengingat PKS adalah pemenang Pileg di Jakarta yang memiliki 18 kursi. Sayangnya tawaran jadi kader ditolak Anies.
"Pak Anies sudah saya tawarkan pakai jaket putih, dia inginnya netral," kata Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin kepada wartawan, Rabu (7/8/2024).
Ketua Umum Advokat Lingkar Nusantara (Lisan) Hendarsam Marantoko menilai, sikap Anies mencerminkan dirinya seolah tak membutuhkan partai. Dia berpendapat, seharusnya jika Anies percaya diri, maju saja sebagai calon gubernur (cagub) Jakarta melalui jalur independen atau perseorangan.
"Anies sebegitu percaya diri dengan popularitasnya, seolah tak membutuhkan partai. Bahkan paradigmanya terbalik, partailah yang butuh Anies. Jika seperti itu, harusnya Anies percaya diri maju dari jalur independen," kata Hendarsam dalam keterangannya, Sabtu (10/8/2024).
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara