Bahkan menurut Josua, skripsi yang dicetak di percetakan itu memiliki ciri khas, yakni adanya pembatas buku berwarna kuning.
"Setiap skripsi yang dicetak disana masih dilengkapi pembatas buku spt di foto yang menandakan dicetak percetakan yang sama," katanya.
Ia pun menjelaskan bahwa 40 skripsi itu memiliki cover, sampul, font pada judul dan halaman pengesahan yang sama karena dicetak di Percetakan Perdana.
Sementara bagian isi skripsi itu, kata dia, berisi hasil ketikan mesin tik, termasuk skripsi Jokowi.
"Jadi saat di jilid/cetak jadi buku skripsi, hanya bagian cover, sampul, judul, halaman pengesahan yang dicetakkan yang fontnya mirip "times roman" di percetakan skripsi PERDANA, sedangkan isi skripsi mulai daftar isi semuanya masih hasil ketikan mesin tik. Mayoritas skripsi seangkatan temannya juga begitu," bebernya.
Josua pun mengaku sudah mengundang Rismon Sianipar untuk berdiskusi soal skripsi Jokowi.
Namun Rismon tak pernah bersedia untuk mempertahankan argumennya di depan Josua.
"Oh iya, sejak minggu lalu saya sudah mengundang Rismon Sianipar ke FGD DFIS (Digital Forensic & InfoSec) untuk mendengarkan argumennya dan pendapat pakar lainnya, tetapi sampai saat ini belum tersedia jadwal beliau," tulisnya.
Terbaru, Josua kembali mengundang Rismon Sianipar pada hari ini Sabtu (31/5/2025).
Diskusi itu akan disiarkan secara langsung di akun Facebooknya dengan judul DFTALK #20 Pakar-pakaran Vs Ahli Digital Forensik.
Tak hanya Josua, ada beberapa ahli digital forensik lainnya yang akan bergabung.
Namun Rismon Sianipar masih belum mengonfirmasi kehadirannya.
Sementara itu pada akun Twitternya, Rismon kembali memposting dokumentasi milik Josua.
Ia memposting lembar skripsi Jokowi dan rekannya, di mana skripsi rekannya berupa ketikan mesik ketik.
"LEMBAR SKRIPSI BUDI DARMITO (NIM 1568/KT, Lulus 1985 dari KEHUTANAN UGM) cocok dengan teknologi saat itu (Mesin Ketik Manual), berbeda teknologi pada lembar pengesahan skripsi Jokowi dengan algoritma STRING ADJUSMENT yang hanya ada pada WORD PROCESSOR MODERN! Ayo UGM, JUJURLAH!," tulis Rismon.
👇👇
LEMBAR SKRIPSI BUDI DARMITO (NIM 1568/KT, Lulus 1985 dari KEHUTANAN UGM) cocok dengan teknologi saat itu (Mesin Ketik Manual), berbeda teknologi pada lembar pengesahan skripsi Jokowi dengan algoritma STRING ADJUSMENT yang hanya ada pada WORD PROCESSOR MODERN! Ayo UGM, JUJURLAH! pic.twitter.com/hqZanM53D3
Sumber: Tribun
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara