Kader Muda NU Ungkit Ucapan Lama Ulil Abshar Soal Tambang: Dulu Menentang Kini Jadi Tameng Tambang, Dapat Jatah?

- Senin, 16 Juni 2025 | 13:35 WIB
Kader Muda NU Ungkit Ucapan Lama Ulil Abshar Soal Tambang: Dulu Menentang Kini Jadi Tameng Tambang, Dapat Jatah?

POLHUKAM.ID - Kader muda Nahdlatul Ulama (NU), Roy Murtadho, mengungkit kembali pernyataan lama Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, yang sempat mengkritisi ketergantungan negara pada kekayaan alam.


Unggahan itu menjadi sorotan di tengah kontroversi PBNU yang kini terlibat dalam pengelolaan tambang.


Di X, Roy dengan akun @MurtadhoRoy membagikan tangkapan layar pernyataan Ulil Abshar Abdalla tertanggal 18 Juli 2018.


"Jarang ada negeri yang maju karena kekayaan tambang alam. Negeri-negeri yang maju biasanya maju karena tambang yang lain. Yaitu kreativitas manusia," ucap Gus Ulil waktu itu.


Menanggapi pernyataan Alma tersebut, Roy memberikan komentar pedas. Sebab, Gus Ulil terkesan pasang badan soal tambang akhir-akhir ini.


“Ulil Abshar sebelum PBNU mengelola tambang dan jadi tameng pengusaha tambang," sentil Roy (15/6/2025).


👉 Video di Akhir Artikel


Sebelumnya, dialog antara aktivis lingkungan Iqbal Damanik dan Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla dalam sebuah program televisi kembali memantik perhatian publik, terutama soal keberlanjutan lingkungan di wilayah tambang.


Iqbal Damanik secara lugas meminta bukti nyata bahwa ada konsesi tambang di Indonesia yang berhasil memulihkan kembali ekosistem seperti sedia kala.


"Tunjukkan satu saja wilayah pertambangan di Indonesia ini yang mampu mengembalikan ke ekosistem awalnya," tantang Iqbal dikutip dari akun TikTok @rosi_kompastv, Minggu (15/6/2025).


Menanggapi hal tersebut, Gus Ulil memberikan perspektif berbeda. 


Ia mempertanyakan urgensi mengembalikan kondisi ekologis ke titik awal, dan memberikan ilustrasi berdasarkan pengalaman pribadi di kampung halamannya.


"Bukan begitu, ini saya ambil analogi lain. Saya waktu kecil di kampung saya, saya menikmati ekosistem yang baik. Pohon banyak, sawah banyak. Sekarang karena pertambahan penduduk, ekosistem itu hilang. Anak saya tidak lagi bisa menikmati itu," jelasnya.

Halaman:

Komentar