Titik terang bagi AS adalah balon dapat membantu melacak dan mencegah senjata hipersonik yang dikembangkan oleh China dan Rusia.
China mengejutkan Pentagon pada Agustus dengan menguji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir, yang nyaris meleset dari targetnya sekitar dua lusin mil.
Rusia mulai meningkatkan pengembangan senjata hipersonik sebagai tanggapan atas penarikan AS dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik pada tahun 2002. Pemerintah Rusia mengklaim menembakkan rudal hipersonik dalam serangan ke Ukraina pada bulan Maret, menandai penggunaan pertama dalam pertempuran.
Itulah salah satu cara balon bisa berguna – menambah satelit mahal dalam melacak rudal. Balon berbentuk tetesan air mata memanen data kompleks dan bernavigasi menggunakan algoritme AI.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak