Keputusan itu datang pada Selasa (7/6/2022), dengan rincian dana untuk membantu membayar upah para pekerja sosial dan pembiayaan operasi pemerintah Ukraina. Sebelumnya, bank telah menjanjikan untuk memperluas dukungannya dengan total bantuan menjadi lebih dari USD 4 miliar (Rp57,8 triliun).
Bank Dunia mengatakan bahwa pendanaan terbaru didukung oleh jaminan pembiayaan dari Inggris, Belanda, Lithuania dan Latvia. Proyek ini juga disokong oleh pembiayaan paralel dari Italia serta kontribusi dari Dana Perwalian Multi-Donor yang baru.
Sebagian besar ekonomi Ukraina terkunci akibat perang yang dipicu invansi Rusia pada 24 Februari. Kyiv pun telah mengatakan bahwa dalam waktu dekat, mereka membutuhkan setidaknya USD 5 miliar (Rp72 triliun) untuk menjaga pemerintahnya tetap beroperasi.
Bulan lalu, para pemimpin keuangan dari negara-negara G7 menjanjikan USD 9,5 miliar (Rp137 triliun) dalam bentuk pendanaan baru untuk Ukraina, membawa dukungan non-militer mereka menjadi hampir USD 20 miliar.
Bank Dunia telah bekerja dengan negara-negara donor untuk menggunakan berbagai program pembiayaannya demi mendukung perawatan kesehatan, pendidikan, layanan sosial, pasokan listrik dan air, serta jalan.
"Layanan-layanan kunci itu penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dalam kondisi kehidupan dan kemiskinan di Ukraina di luar penderitaan yang ditimbulkan karena perang. Layanan semacam itu juga akan menjadi dasar bagi setiap pemulihan dan rekonstruksi," kata direktur negara Eropa Timur Bank Dunia, Arup Banerji, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara bantuan kembali digelontorkan untuk Ukraina, konflik kini telah memasuki hari ke-100, dengan Rusia berhasil merebut kota pelabuhan Mariupol dan bergerak agresif untuk menguasai Sievierodonetsk, kota utama di wilayah Donbas timur Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengatakan bahwa Rusia menguasai sekitar seperlima dari negaranya. Ini termasuk tanah yang diperoleh atas invasi Moskow, semenanjung Krimea yang dicaplok, dan wilayah yang dikuasai oleh separatis yang didukung Moskow.
"Hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami berada di bawah kendali penjajah," kata pemimpin Ukraina itu dalam pidatonya kepada anggota parlemen di Luksemburg, dilansir dari The Telegraph.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Saat Media Rusia Sebut George Soros Danai Demo Rusuh Indonesia, Sejumlah Lembaga Terseret!
CHAOS! Demo Gen Z Memanas, Presiden Minta Maaf & Bubarkan Pemerintahan
Hamas Tolak Penunjukan Tony Blair Pimpin Gaza, Beri Julukan Saudara Iblis
Daftar 11 Aplikasi Buatan Israel, Ada Yang Populer di Indonesia!