Profesor Achmad Mochtar, Ilmuwan Terbaik RI Tewas Dipenggal di Ancol Gegara Permalukan Peneliti Jepang

- Kamis, 21 Agustus 2025 | 00:45 WIB
Profesor Achmad Mochtar, Ilmuwan Terbaik RI Tewas Dipenggal di Ancol Gegara Permalukan Peneliti Jepang


"Tidak masuk akal bahwa Jepang membunuh Mochtar tanpa motif selain dendam semata. Mochtar tidak melakukan apapun selain serangan teknisnya yang sukses atas penelitian Noguchi Hideyo dua dekade sebelumnya," ungkap Sangkot Marzuki dan Kevin Baird.


Siapa Noguchi Hideyo?


Dia merupakan ilmuwan ternama Jepang yang berulang kali dinominasikan Nobel Kedokteran. 


Pada 1913, misalnya, dia mengungkap hubungan antara sifilis dengan kerusakan saraf.


Lalu pada 1922 dia menyatakan bahwa demam kuning disebabkan bakteri Leptospira icteroides


Namun, klaim terakhir inilah yang dibantah keras oleh Mochtar lewat disertasi doktoralnya di Universitas Amsterdam berjudul Onderzoekingen Omtrent Eenige Leptospirren-Stammen (Penelitian Pada Beberapa Galur Leptospira)


Mochtar membuktikan bakteri yang ditemukan Noguchi bukan penyebab demam kuning, melainkan penyakit Weil. Seketika dunia medis gempar dan reputasi Noguchi pun jatuh.


Sang ilmuwan Jepang mencoba mempertahankan teorinya dengan mengujicobakan hasil riset pada tubuhnya sendiri, tetapi berakhir tragis. 


Eksperimen itu gagal dan Noguchi meninggal pada 21 Mei 1928. Kasus ini membuktikan kebenaran penelitian Mochtar.


Pada titik inilah benang merah antara bantahan Mochtar atas riset Noguchi dan kematiannya di tangan Jepang terlihat. 


Bahkan, Sangkot Marzuki dan Kevin Baird menyebut Jepang menyita salinan disertasi Mochtar saat penangkapan, seolah ingin menghapus jejak kebenarannya.


"Nama dan reputasi Noguchi Hideyo kemungkinan memainkan peran pada nasib yang menimpa Achmad Mochtar, melalui kebanggaan nasionalistik membara yang salah kaprah di hati para penangkapnya," tulis keduanya.


Kini, Noguchi Hideyo masih sangat dihormati di Jepang. Wajahnya bahkan terpampang di mata uang kertas 1.000 Yen. 


Sementara Achmad Mochtar, meski sudah tenang di alam keabadian, namanya tak pernah sepenuhnya dipulihkan di negeri yang ia bela dengan ilmu dan pengorbanan.


Sumber: CNBC

Halaman:

Komentar

Terpopuler