Harapan rakyat terletak pada keberanian Prabowo mengambil sikap, bukan sekadar menjadi penonton dari tragedi yang terus berulang.
Surat Terbuka kepada Prabowo Subianto
Bapak Prabowo yang kami hormati,
Rakyat Indonesia sedang berduka. Luka akibat tindakan represif aparat sudah terlalu dalam. Kami memahami bahwa menjaga ketertiban adalah tugas negara, tetapi harus diingat: demonstrasi adalah hak konstitusional, dan kekerasan bukanlah jalan penyelesaian.
Dan ini menunjukkan kegagalan Kapolri mengelola dinamika lapangan yang menyebabkan adanya tindakan represif di lapangan.
Kami menyerukan dengan penuh ketulusan agar Bapak segera bertindak tegas demi menghentikan siklus kekerasan ini dan menyelamatkan citra Kepolisian Republik Indonesia dimata rakyat. Ada tiga langkah mendesak yang perlu dilakukan:
Pertama, memberhentikan Kapolri yang telah gagal mengendalikan jajarannya. Aparat yang melampaui batas dan menggunakan kekerasan berlebihan menunjukkan lemahnya kepemimpinan di tubuh kepolisian.
Kepercayaan rakyat terhadap institusi ini semakin merosot, dan hanya langkah tegas dari Presiden terpilih yang mampu mengembalikan kepercayaan itu.
Kedua, menarik unsur kepolisian dari garis depan penanganan demonstrasi dan menggantinya dengan unsur TNI yang lebih disiplin serta mengedepankan pendekatan persuasif, humanis, dan dialogis.
TNI bukanlah untuk menakut-nakuti rakyat, melainkan menjadi penengah yang menjaga suasana tetap kondusif tanpa ekses kekerasan. Kehadiran mereka harus diarahkan pada membangun rasa aman, bukan menambah rasa takut.
Ketiga, mendesak semua pimpinan partai politik untuk mengevaluasi bahkan memberhentikan anggota DPR yang hanya memicu kegaduhan publik.
Kita semua tahu, banyak gejolak di jalanan lahir dari arogansi sebagian elite politik yang abai terhadap jeritan rakyat. Jika DPR tidak lagi menjadi rumah rakyat, wajar bila rakyat turun ke jalan menagih keadilan.
Bapak Prabowo,
Bangsa ini sedang menunggu sikap kenegarawanan Anda. Rakyat ingin melihat Prabowo hadir bukan hanya sebagai Presiden terpilih, tetapi sebagai pemimpin yang benar-benar mendengar denyut nadi bangsanya.
Tindakan cepat dan tegas Anda akan menjadi penentu apakah api demonstrasi ini bisa dipadamkan dengan dialog, atau justru membesar menjadi bara yang menghanguskan kepercayaan rakyat kepada negara.
Sejarah selalu mencatat peran pemimpin di saat-saat kritis. Nama Anda bisa dikenang sebagai tokoh yang mampu merangkul rakyat di tengah badai, atau sebaliknya, terukir sebagai pemimpin yang diam saat darah rakyat tumpah.
Kami hanya rakyat biasa, Namun dengan kerendahan hati dan cinta kepada negeri ini, kami bersuara:
Prabowo, segeralah bertindak.
Demi rakyat yang terluka, demi demokrasi yang terancam, demi masa depan Indonesia yang kita cintai bersama. ***
Artikel Terkait
Utang Rp 118 T dan Rugi Triliunan, Bom Waktu Keuangan Kereta Cepat Whoosh Ditagihkan ke Jokowi
Sandiaga Uno: Indonesia Butuh Wirausaha yang Inovatif, Adaptif, dan Kolaboratif
Kapuspen TNI Buka Suara Soal Viral Patwal PM Tabrak Lari: Sedang Ditelusuri
Ijazah Jokowi Diumbar, Demokrasi Indonesia Terluka: Sebuah Babak Baru yang Memprihatinkan