2021 lalu, HUAWEI CLOUD mencatat penambahan pelanggan kunci sebanyak 156% dan pertumbuhan mitra ekosistem sebanyak 90%. Lebih lagi, para mitra membukukan pemasukan sebesar 150%, lebih tinggi dari pemasukan HUAWEI CLOUD sendiri. Pada tahun yang sama, HUAWEI CLOUD merilis strategi terbarunya, Dive into Digital with Everything as a Service.
Jason menjelaskan yang dimaksudkan dengan Everything meliputi visi dan pemahaman komprehensif Huawei terhadap industri. Biasanya, penyedia layanan cloud identik dengan istilah IaaS, PaaS, dan SaaS. Namun, untuk dapat mewujudkan transformasi digital di industri, dibutuhkan lebih dari sekadar teknologi dan sumber daya. Pengalaman, pelayanan, ide, dan segala bentuk dukungan yang bisa dibagikan penyedia layanan kepada pelanggan juga harus dimaksimalkan.
"Ditambah, tahun 2022 ini, penawaran baru seperti layanan akselerator jaringan global (GA), layanan audio dan video secara real-time (SparkRTC), platform DevOps serba-ada untuk pengembangan software (DevCloud), dan database yang terdistribusi khusus untuk fungsi keuangan (GaussDB untuk openGauss) akan meluncur di Asia Pasifik," jelasnya, mengutip siaran resminya, Rabu (25/5/2022).
Hingga sekarang, HUAWEI CLOUD telah mengoperasikan 27 Region, 65 Availability Zones (AZs), dan 2.800 node untuk content delivery network (CDN) di seluruh dunia. Melalui kerja sama dengan lebih dari 6.000 aplikasi mitra, Huawei melayani pelanggan dari beragam industri di 170 negara dan kawasan, menyediakan lebih dari 220 layanan cloud dan lebih dari 210 solusi, serta berkontribusi terhadap transformasi digital dalam skala global.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid