Anda mungkin telah mendengar tentang jatuhnya koin LUNA. Itu adalah salah satu kejatuhan terbesar dalam sejarah kripto. Pada April 2022, LUNA memiliki kapitalisasi pasar sebesar $40 miliar. Sekarang kapitalisasinya kurang dari $1 miliar. Anggota lain dari ekosistem LUNA, stablecoin UST yang dipatok ke USD, kehilangan nilainya dan turun dari $1 menjadi $0,01.
Kejatuhan mengerikan ini telah dibahas sebelumnya, sehingga kami tidak akan banyak membahasnya lagi. Sebaliknya, lebih baik kita berfokus pada masa depan. Sebelumnya, ada dua insiden yang sangat merusak dalam sejarah kripto.
Pada tahun 2014, sebuah bursa mata uang kripto (Mt. Gox) dieksploitasi, dan sebanyak 850.000 Bitcoin berhasil dicuri. Ini menciptakan tren dalam mekanisme perlindungan untuk kripto. Kemudian, bursa Coinbase dan Kraken dibuat. Keduanya sekarang merupakan bursa terbesar dengan mekanisme perlindungan yang sempurna.
Pada tahun 2017, gelembung ICO (penawaran koin awal) meledak, dan jutaan investor kehilangan uang mereka. ICO terikat di bursa terpusat. Orang-orang mulai mencari cara lain untuk menyimpan dana mereka. Itu mengarah pada penciptaan dan kebangkitan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi). Sekarang, DeFi memiliki kapitalisasi pasar sebesar $63 miliar.
Sesuatu yang luar biasa harus terjadi untuk menciptakan sesuatu yang benar-benar unik di pasar kripto. Jatuhnya LUNA mungkin merupakan pengalaman yang mengerikan bagi pasar, tetapi juga bisa menjadi awal dari sebuah tren baru.
Misalnya, mekanisme perlindungan baru, algoritme agunan yang lebih canggih, atau awal stablecoin. Setidaknya sebagian darinya. Perhatikan bahwa FBS mendukung USDT, stablecoin terbesar dengan rekam jejak yang panjang. Bahkan selama jatuhnya LUNA, USDT tetap dipatok ke USD, meskipun trader telah menarik $8 miliar. Itu memiliki arti penting bagi stabilitas koin.
Siklus kripto dimulai dengan halving. Seperti yang mungkin Anda ketahui, imbalan untuk menambang satu blok dibagi dua setiap empat tahun. Imbalan yang tadinya sebesar 50 BTC pada tahun 2010 menjadi 6,25 BTC pada tahun 2020. Pada tahun 2024, imbalan tersebut akan berkurang menjadi 3,125 BTC, sehingga semakin sulit bagi penambang untuk mendapatkan keuntungan.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid