Demikian diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Global Mediacom, Hary Tanoesoedibjo dalam pemaparan publik terkait peluncuran Obligasi dan Sukuk Berkelanjutan III Tahap I tahun 2022, Jumat (3/6/2202).
Dijelaskan bahwa kontribusi terbesar pendapatan BMTR sepanjang tahun 2021 datang dari optimalisasi iklan baik digital maupun non-digital.
"Total iklan dari empat televisi yakni RCTI, MNC TV, GTV, dan INEWS saja sudah Rp7 triliun lebih. Itu masih dari televisi saja," kata Hary di Public Expose, Jumat (3/6/2022).
Berdasarkan laporan keuangan BMTR tahun 2021 di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mengamankan pendapatan bersih sebesar Rp13,97 triliun, atau tumbuh 15,85% dibandingkan tahun 2020 sebanyak Rp12,06 triliun.
Penopang pendapatan BMTR berasal dari iklan dan konten. Segmen iklan non-digital memberi pendapatan sebesar Rp7,18 triliun, atau tumbuh 10,27% dari tahun 2020. Sedangkan iklan digital sebanyak Rp2,00 triliun.
Adapun iklan dari konten menyumbang pendapatan sebesar Rp9,62 triliun, sedangkan TV berbayar dan broadband senilai Rp3,74 triliun. Hary menyebut potensi pertumbuhan perseroan berasal dari tiga hal yakni super-apps RCTI , konten gim digital, hingga layanan video on demand, Vision .
Peluang pertumbuhan dari basis gim digital, terang Hary, begitu menjanjikan. Pasalnya, beban biaya yang ditimbulkan tidak terlalu mahal dibandingkan prospek bisnis lainnya.
"Bisnis game itu biayanya tidak terlalu mahal. Kalau seperti e-commerce itu besar sekali pengeluarannya, kalau game jauh lebih kecil," ungkap Hary.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid