Sementara itu, strategi berbeda diterapkan untuk mengatasi permasalahan komoditas cabai di daerah dataran rendah. Khofifah meminta untuk segera menanam cabai rawit menggunakan varietas genjah dengan usia panen 70-80 hari, yaitu varietas Bhaskoro dan Dewata.
“Ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan cabai pada Juli utamanya menjelang Idul Adha,” kata dia. Khofifah optimistis upaya menurunkan harga cabai rawit dan harga cabai besar di Jatim dapat dilakukan.
Secara umum, kontribusi hortikultura strategis Jawa Timur terhadap nasional untuk komoditas cabai besar senilai 9,4% atau menduduki urutan empat nasional. Sedangkan komoditas cabai rawit menyumbang sebesar 41,8%atau yang tertinggi secara nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menjabarkan perkembangan komoditas cabai rawit pada Januari–Maret 2022. Yaitu luas tanam mencapai 14.562 hektare dengan hasil panen mencapai 164.806 ton dan konsumsi sebesar 218.273 ton per kapita per tahun. Dengan demikian, produksi cabai rawit masih surplus 146.533 ton.
"Dilanjutkan April sebesar 63�n prognosa pada Mei menunjukkan bahwa luas tanam cabai rawit yaitu sebesar 6.274 hektar dengan sasaran produksi sebesar 104.007 ton sehingga diperkirakan mendapatkan surplus sebesar 91.825 ton," ujar Hadi.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid