“Kerja sama semacam itu tidak hanya memberikan manfaat bagi kedua negara dan masyarakat, tetapi juga menjadi contoh yang baik dalam membangun jenis hubungan internasional baru serta komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia,” tuturnya.
Sementara AS, kata Zhao, melakukan hal sebaliknya. Dia mengungkapkan, Washington menjalankan 800 pangkalan militer di luar negeri. Pengeluaran militernya setara dengan jumlah total sembilan negara di belakangnya.
“AS tak hanya berperang selama 16 tahun sepanjang hampir 250 tahun sejarahnya; ia secara serampangan mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan mengirim pesawat militer serta kapal perang untuk melenturkan otot di depan pintu negara lain. Siapa yang merusak keamanan dan stabilitas global serta regional dan menyebarkan disinformasi? Siapa pun bisa tahu,” ucap Zhao.
Sebelumnya Washington Post melaporkan, sebuah pangkalan angkatan laut Kamboja yang sedang dibangun dengan bantuan China, sebagiannya bakal digunakan untuk militer China.
Kabar itu cukup menyita perhatian mengingat “misi” China yang hendak melebarkan pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik. Saat ini Beijing hanya memiliki satu pangkalan angkatan laut, yakni di Djibouti di Afrika Timur.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid