"Pernyataan itu mencitrakan seolah-olah Polri adalah alat politik personal," ungkapnya. Padahal, menurut Haidar, saat ini Kapolri Listyo Sigit sedang melakukan berbagai gebrakan dalam transformasi kelembagaan hingga pemulihan kepercayaan publik kepada Polri.
Pentingnya Etika Berwacana bagi Purnawirawan TNI
Haidar menekankan bahwa para purnawirawan TNI semestinya menjadi panutan dalam menjaga etika berwacana dan kedewasaan politik di ruang publik. Reputasi mereka dibangun dari disiplin militer dan semangat pengabdian pada negara, bukan pada penggiringan opini yang bersifat destruktif.
Ia menyatakan bahwa kritik konstruktif memang dibutuhkan, namun harus berbasis data dan disampaikan dengan bahasa yang membangun, bukan dengan insinuasi yang memperuncing persepsi publik.
Ancaman terhadap Harmoni TNI-Polri
Haidar mengingatkan bahwa kehati-hatian dalam berpendapat penting agar publik tidak membaca adanya agenda terselubung di balik pernyataan bernada sinis terhadap Kapolri maupun institusi Polri. Jika pola ini terus berulang, bisa muncul kesan bahwa sebagian purnawirawan TNI sengaja digunakan untuk melemahkan citra Polri.
"Situasi semacam itu bukan hanya merugikan Polri, tetapi juga merusak harmoni dan soliditas antar-institusi pertahanan dan keamanan negara (TNI-Polri)," pungkas Haidar. "Kebijaksanaan dalam berbicara tentang institusi negara adalah bentuk tertinggi dari patriotisme."
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara